Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Menata Angin pada Tempatnya

21 Juli 2017   17:24 Diperbarui: 21 Juli 2017   17:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Delapan penjuru adalah tempat kelahiran

Dibidani oleh gunung, lembah dan lautan

Dilahirkan dari berbagai tekanan

Angin beranjak dari janin hingga membesar menjadi Haiyan

Menata angin berarti tawar menawar dengan alam

Menjaga gunung agar tak tertenung

Membuai lembah dari koyak moyak kesepian

Menenangkan lautan dengan perilaku tidak menghancurkan

Apakah tak lebih baik biarkan saja

Angin bergerak kemana dia suka

Karena itu adalah salah satu prasasti

Tanda sejarah melafalkan ramai dan sunyi

Jakarta, 21 Juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun