Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertarungan Antar Waktu

12 Juni 2017   11:07 Diperbarui: 12 Juni 2017   11:16 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertikaian yang terus terjadi setiap hari tidak pernah menemukan titik temu.  Sepertinya pertempuran terbuka bisa terjadi setiap saat.  Malam dengan pasukan kelam dan pukulan mematikan kegelapan.  Melawan siang dengan pasukan silau terang dan pukulan sinar matahari yang mengerikan.

Benar saja!  Tak lama setelah semuanya benar benar lepas kendali.  Masing masing tetap pada pendirian sebagai yang terbaik.  Pecahlah pertempuran itu!  Dimulai dengan sengatan panas yang dikirimkan oleh siang saat malam bersiap siap hendak datang.

Malam luar biasa geram.  Berkelebat mendekat.  Melayangkan pukulan kegelapan.  Pukulan ini sanggup membuat jiwa meleleh dalam ketakutan.  Siang mengelak dengan sigap.  Menggunakan ilmu meringankan tubuh yang dipelajarinya selama berabad abad.  Membalas dengan hantaman larik pukulan sinar matahari.  Panasnya bisa melelehkan semesta jika tepat sasaran.

Malam mengeluarkan ajian barisan awan kelam untuk mengurangi efek panas pukulan matahari.  Siang tak mau dipecundangi begitu saja.  Angin menderu deru didatangkannya dari delapan penjuru mata angin.  Menghempas dan menerjang semua awan dengan dahsyat. 

Adu pukulan terus terjadi antara dua penguasa waktu.  Bayangan bayangan mereka tak nampak lagi.  Hanya debu yang mengepul saja terlihat membayangi medan pertempuran.  Para manusia yang menjadi penonton terbelah dua.  Sebagian memihak siang.  Sebagian sisanya memihak malam. 

Ini akan menjadi pertarungan abadi.  Saling bergantian menguasai.  Saling bergantian menjadi pemenang.  Saling bergantian mengendalikan manusia manusia pendukungnya.  Sampai kelak pada masanya.  Zaman akan menghentikan semuanya.

Jakarta, 12 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun