Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjuangan Hati Tak Kenal Mati

3 Juli 2017   04:48 Diperbarui: 3 Juli 2017   05:41 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perjuangan Hati Tak Kenal Mati

Berduyun duyun tuduhan mengalir dari atas gunung.  Melalui angin yang turun terhuyung huyung.  Ada kabar elang sedang terluka.  Terpanah saat berakhirnya senja.

Anginnya menarikan belasungkawa.  Walau elang sayapnya patah sebelah, namun langit masih menjadi saksi dia tetap gagah.  Menjaga sarang hanya dengan pekikan.  Dari pemangsa pemangsa bermata nyalang.

Itulah keberanian.  Selalu bersisian dengan perjuangan.  Apapun yang diperjuangkan.  Selama ada kekuatan hati, perjuangannya tak kenal mati.

Bogor, 2 Juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun