Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merangkum Rindu

1 Agustus 2017   10:54 Diperbarui: 1 Agustus 2017   11:19 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sumbu bumi berputar pelan

Ada yang aneh pada perjalanan ini

Aku merasakan peluhku bercucuran

Bukan karena panas menggantang

Namun lebih karena putih dan hitam

Sentuhan pertama udara Tarakan

Membisikkan aroma laut di paru paru

Lepaskan malammu

Cobalah untuk merangkum rindu

Ujarnya begitu

Aku menyusun bawaan hati bernoktah biru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun