Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjaga Warna Hijau

21 April 2017   13:40 Diperbarui: 21 April 2017   22:00 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Aku adalah kerontang yang termakan jaman"
Begitu kata tanah yang terbelah retak di hilir kerumutan.

"Aku adalah ilalang yang lahir dan bertapa di kesunyian"
Begini kisah ribuan batang ilalang di serambi sungai sungai negeri pelalawan.

"Aku adalah tubuh tubuh tandus yang terbungkus kelelahan"
Begini cerita bumi indragiri yang dicerai oleh indahnya mimpi.

Lalu akasia datang.
Lalu deglupta datang.
Lalu gmelina datang.

Mengisi setiap celah yang terbuang. Menutupi setiap retak yang berontak. Mengamini hijau yang serentak beranak pinak.

Tanah tanah yang terinjak nestapa. Terlahir kembali menjadi hamparan permadani negeri persia. Meski bukan hijau ramin atau kulim. Tapi cukup menjaga mimpi tentang jalinan kisah yang tak lagi dzalim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun