"Aku adalah kerontang yang termakan jaman"
Begitu kata tanah yang terbelah retak di hilir kerumutan.
"Aku adalah ilalang yang lahir dan bertapa di kesunyian"
Begini kisah ribuan batang ilalang di serambi sungai sungai negeri pelalawan.
"Aku adalah tubuh tubuh tandus yang terbungkus kelelahan"
Begini cerita bumi indragiri yang dicerai oleh indahnya mimpi.
Lalu akasia datang.
Lalu deglupta datang.
Lalu gmelina datang.
Mengisi setiap celah yang terbuang. Menutupi setiap retak yang berontak. Mengamini hijau yang serentak beranak pinak.
Tanah tanah yang terinjak nestapa. Terlahir kembali menjadi hamparan permadani negeri persia. Meski bukan hijau ramin atau kulim. Tapi cukup menjaga mimpi tentang jalinan kisah yang tak lagi dzalim.