Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Menagih Ingat Pada Semua Lupa

11 Juni 2017   15:48 Diperbarui: 11 Juni 2017   15:51 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemarin berusaha mengejarku.  Banyak hal yang kau lupakan, katanya. 

Membalas senyum seorang penjaga tol yang berucap terimakasih saat kau membayar dan kau hanya melengos pergi.   

Membeli kopi di penjaja bersepeda saat berbuka, bukannya malah lari ke warung kopi waralaba dunia.

Membuang sesal dan serapah saat seorang tukang taxi menyelip dari kiri, padahal dia terburu buru mengantar orang yang sedang dekat melahirkan bayi.

Kemarin berhasil mengejarku.  Perbaiki apa yang telah kau rusak dari hariku, katanya.

Aku berjanji.  Akan memperbaikinya hari ini.  Apakah itu berarti bagimu.  Kataku pada kemarin.

Kemarin mengangguk.  Katanya lagi, itu tidak cukup.  Kau harus menambahnya dengan satu ingat dari setiap lupa yang kau buat.  Aku gantian mengangguk.  Setuju.

Setelah itu aku berlalu.  Dari jauh aku melihat besok sudah mengintipku dari jauh.  Sedangkan hari ini mulai mencatat apa saja yang aku lupa hari ini.  Karena besok pagi dia sudah menjadi kemarin yang akan menagih ingat pada semua lupaku.

Bogor, 11 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun