Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Indonesia Butuh Cahaya

19 Juni 2017   06:25 Diperbarui: 19 Juni 2017   08:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mari bernegoisasi dengan rasi bintang bintang.  Gugus galaxy yang bermatahari.  Cahaya berlimpah ruah di sana.  Negeri kita sedang butuh energi.

Jangan sampai berjalan ke arah buntu.  Generasi cahaya belum lahir.  Bisa bisa kita tertangkap sedang menguliti bulan.

Jangan juga terjebak di lubang hitam.  Tidak ada apa apa di sana selain permainan waktu.  Kita sedang berpacu dengan waktu.  Bukan mengelabuhinya, seolah waktulah yang sedang meniru.

Indonesia butuh cahaya.  Dari pemimpin dan raja raja bijaksana.  Gelap sudah lama memudar.  Jangan biarkan lagi dia berkirim kabar.

Jakarta, 19 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun