Menarik perhatianmu kepadaku. Â Mudah saja. Â Aku katakan; tulis....Kau akan cepat menusukku dengan matamu yang sayu. Â Mengasah pisau keinginanmu yang berdebu. Menarik kecerdasanmu dari tumpukan bilah tajam bambu. Â Duduk di depan balai balai tempat kita pernah beradu mulut waktu itu. Â Lalu menuliskan sajak sajak untukku.
Hanya perlu satu kata saja. Â Untuk menghela ribuan kuda; Hiyaaaa...berderaplah kaki kaki perkasa menghentak bumi. Â Melambaikan surai surai indah menghalau sepi. Â Tanpa sais di atas punggungnya, menuju tempat persinggahan yang dinanti nanti.Â
Mengukur kerasnya lolongan serigala. Â Di kengerian malam hutan belantara; auuuuungg....taring taring berdarah bermunculan. Â Menindih bangkai seekor babi hutan. Â Ini bukan tontonan tentang kekejaman. Â Memang seperti itulah jalannya rantai makanan.
Hanya perlu satu kata. Â Untuk memerintah dunia. Â Mengambil alih paksa harta dan nyawa; serang....membanjirlah tank tank lapis baja. Â Mengawal ribuan tentara menggali kuburnya di Normandia. Â Berakhir dengan pucuk bayonet sebagai ganti nisannya.
Bogor, 23 April 2017