Keranda keranda bukan serupa kematian diusung. Â Di jalan jalan yang mulai direbahi berbagai macam kegelisahan. Â Di negeri sedang dipatuk oleh jelaga.
Suara suara bukan serupa teriakan mengoyak gendang telinga. Â Di pembaringan para pegendut rupiah yang menghisap darah. Â Di negeri sedang dibedaki kotoran mata.
Dulu nyaring tertawa adalah mata gembira. Â Kini serasa mengejek setiap hasta lengan lengan terpenggal rakyat yang pasrah.
Dzikir saja terasa kikir. Â Khutbah menjadi semacam bioskop bisu. Â Penontonnya adalah para kupu kupu yang lupa bahwa sayapnya telah patah. Meninggalkan seribu museum duka cita hamba yang ditelantarkan para rajanya.
Jakarta, 15 Juni 2017