Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Coklat Panas Tersaji di Hulu Pagi

23 Juli 2017   20:34 Diperbarui: 23 Juli 2017   20:35 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kokok ayam baru saja berhenti

Uap tipis mengepul di sudut meja kayu jati

Coklat panas tersaji di hulu pagi

Menarik keinginan berjalan mendekati

Secangkir besar mendawaikan mau

Menyesap perlahan sambil menatap sinar lampu

Rasa yang sebenarnya terlupa

Karena kau duduk di sebelah dengan cangkir yang sama

Ibarat mesiu menabur angan

Coklat panas itu mengabutkan pikiran

Perjuangan tak lama lagi usai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun