Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Linimasa di Abad Renta

6 Februari 2020   09:30 Diperbarui: 6 Februari 2020   09:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Entah semenjak kapan
linimasa sekarang bersliweran
menggantikan kunang-kunang
menghuni jantung malam
berpura-pura menjadi cahaya
sebagai lampu baca
bagi siapa saja
yang tak lagi mau menjamah buku
dan lebih memilih menjarah waktu

Linimasa,
menjadi mata dan telinga
dari otak dan benak
yang enggan berpikir dan berkehendak
menerima semua berita
sebagai beranda
di hatinya yang berada dalam keranda

Layar televisi
dan kabar-kabar media
sekarang mengenakan toga
sebagai lulusan terbaik
lantas diwisuda
dalam upacara bendera
yang melampaui batas negara

Abad demi abad ditenggelamkan
oleh masing-masing peradaban
tidak mati tapi dikuburkan
pada setiap penanggalan,
namun linimasa
kelihatannya sulit menua
karena rumor dan isu
selalu berusia muda

Jakarta, 6 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun