Entah semenjak kapan
linimasa sekarang bersliweran
menggantikan kunang-kunang
menghuni jantung malam
berpura-pura menjadi cahaya
sebagai lampu baca
bagi siapa saja
yang tak lagi mau menjamah buku
dan lebih memilih menjarah waktu
Linimasa,
menjadi mata dan telinga
dari otak dan benak
yang enggan berpikir dan berkehendak
menerima semua berita
sebagai beranda
di hatinya yang berada dalam keranda
Layar televisi
dan kabar-kabar media
sekarang mengenakan toga
sebagai lulusan terbaik
lantas diwisuda
dalam upacara bendera
yang melampaui batas negara
Abad demi abad ditenggelamkan
oleh masing-masing peradaban
tidak mati tapi dikuburkan
pada setiap penanggalan,
namun linimasa
kelihatannya sulit menua
karena rumor dan isu
selalu berusia muda
Jakarta, 6 Februari 2020