Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Mengira Kamu Amnesia, Kamu Menganggapku Euthanasia

5 Desember 2019   15:43 Diperbarui: 5 Desember 2019   16:01 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba saja aku ingin sehangat matahari. Datang di suatu pagi yang tentu adalah kamu. Lalu menyapa dengan sentuhan selembut angin pada dedaunan yang membuatnya sanggup berfotosintesa. Sementara di ketiaknya, seekor kupu-kupu sedang bertapa. Menjalani serangkaian kisah metamorfosa.

Tapi kamu sedang amnesia. Kamu lupa aku siapa. Kamu hanya bisa mengenaliku lewat sebuah buku. Dengan judul hipotermia waktu. Sebuah fase menunggu yang akhirnya terpenggal habis oleh beku.

Mendadak aku menjadi sedingin kabut mati. Di sebuah sudut pagi yang tentu adalah kamu. Aku sama sekali tak ingin bercakap-cakap. Sediam angin yang terkurung di tengah mata badai. Aku mengacuhkanmu seperti sepotong roti terhadap selai yang belum dikeluarkan dari dalam almari.

Dan kamu tetap amnesia. Kamu tidak lupa aku siapa, tapi kamu enggan menganggapku ada. Kamu melihatku sebagai sebuah buku. Dengan judul euthanasia masa. Sebuah fragmen penghakiman bagi kematian rasa.

Lantas pikiranku sekebas linimasa yang tak punya batas. Aku menjadi kata-kata mutiara yang masih berada dalam cangkangnya. Belum sama sekali dituliskan. Bahkan dibiarkan tenggelam di sudut lautan paling dalam.

Tak bisa ditemukan.

Kutai, 5 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun