Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Langit yang Jatuh Cinta Lalu Patah Hatinya

21 November 2019   01:17 Diperbarui: 21 November 2019   01:28 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn.pixabay.com

Di sebuah tempat yang lengang. Malam larut dalam ruang senggang. Suara-suara yang terdengar adalah percakapan antara pohon cemara dan kegelapan yang mengelilinginya. Sebagian berupa bisikan. Memperbincangkan langit yang sedang jatuh cinta.

Di sebelahnya. Pokok kamboja memunguti kegelapan yang tercecer di antara bunga-bunga yang luruh ke tanah basah bekas hujan sesorean. Aroma yang disiarkan seperti berita-berita menyenangkan yang dibacakan oleh wanita cantik di televisi. Tentang cuaca cerah, pantai yang ramah, dan program selamat tinggal gelisah.

Di kota besar, langkah-langkah kecil orang sangat kecil ada di mana-mana. Bersepeda menyusuri jalanan, sembari menghindar dari tumpukan sisa galian. Berbagai macam judul kopi sasetan, termos yang nyaris karatan, dan segala macam merk minuman menggelayut di stang sepeda seolah anak-anak balita yang memegangi leher ibundanya.

Sementara puncak dinihari makin mendekat dengan membawa sekian banyak filosofi. Bagaimana cara terbaik untuk menghindari sunyi, dan juga seperti apa cara terhebat untuk tidak terjebak dalam situasi harakiri.

Di tempat lain. Mungkin. Malam hanyut di wilayah-wilayah yang mampat. Suara-suara yang terdengar adalah perbincangan penat antara menara kaca yang tak bisa untuk berkaca dengan lampu-lampu yang cahayanya nampak begitu pekat.

Tidak ada lagi percakapan tentang langit yang jatuh cinta. Karena ada kabar bahwa hatinya sedang patah akibat hujan yang tak kunjung tiba.

Jakarta, 21 November 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun