Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepotong Matahari dan Utuhnya Hati

10 November 2019   03:36 Diperbarui: 10 November 2019   05:49 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com

Aku menemukan sepotong matahari
tergelincir jatuh ke bumi
saat pagi masih temaram
dan aku memerlukan cahaya
untuk membaca buku
juga menerangi berandaku

Di perbatasan antara kasih dan airmata
kau tiba
dikirim oleh takdir
menemaniku menganyam setiap lembar anyelir
di hari-hari yang hanya punya dua muka
duka dan tawa

Terimakasih kau mau singgah
di saat aku lelah
terimakasih kau mau berbincang
ketika aku sedang dipaku diam
terimakasih kau selalu ada
manakala aku dirundung sandyakala

Aku pikir kau bukan lagi sekedar potongan matahari
namun telah bermetamorfosa menjadi utuhnya hati
dalam sebuah persahabatan
yang tak akan runtuh meski langit terbelah dan berantakan

Bogor, 7 Nopember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun