Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Anak-anak Malam

29 Agustus 2019   01:17 Diperbarui: 29 Agustus 2019   01:34 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuliskan kisah tentang malam tentu tak akan ada habisnya. Seperti berjalan di sebuah titian yang dibuat menyeberangi angan-angan. Tak berujung. Sambung menyambung. Sampai suatu ketika tiba di kelengangan berwajah murung.

Salah satu anak malam adalah rembulan. Kisahnya selalu dimulai dari romantisme seorang perempuan. Berdiri di pinggiran jendela setengah terbuka. Memandangi langit sambil berusaha mendinginkan hati yang mencinta. Dengan cara menangkap sedikit cahaya semenjana. Menerangi paling tidak satu ruang untuk tempat bersiap merawat luka.

Anaknya yang lain adalah lampu jalanan. Kisahnya diceritakan oleh para pejalan. Saat menemui penjaja kopi sachetan, pemulung yang tersengal-sengal kehausan, dan penjaga gudang serta rumah-rumah juragan.

Lampu-lampu itu bersumpah sedia menjadi saksi. Atas purnanya kekuatan hati. Orang-orang yang memilih sepi sebagai minuman penghangat. Di antara ribuan suara dengkur yang tergesa-gesa menaiki atap.

Anak selanjutnya adalah sekawanan bintang. Kisahnya nyaris meliputi semua ramalan yang digunjingkan para perempuan. Tentang para lelaki yang dianggap mewakili rasi. Apakah ia pengasih sejati, atau hanya sekedar sebagai pelantar terjadinya peristiwa bunuh diri.

Anak bungsu dari malam adalah kunang-kunang. Pada setiap kerlip cahayanya yang cuma bisa sedikit menyala, tersimpan pesan mendalam tentang banyaknya rahasia. Salah satunya tentang bagaimana cara mengudap partikel gelap, agar tak menjadi rasa sunyi yang menetap. Yaitu dengan mempersilahkannya bertamu, menjamunya dengan gurauan lucu, lalu bersama-sama mentertawakan duka, sebagai satu perkara yang semestinya tidak disimpan berlama-lama.

Kisah anak-anak malam setiap harinya akan selalu berulang. Sesuai episode yang terutang. Dari skenario takdir yang memang sudah seharusnya tayang.

Jakarta, 29 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun