Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Hujan dan Cinta Saling Bermelodrama

20 April 2019   17:24 Diperbarui: 20 April 2019   17:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

When I look into your eyes. I can see a love restrained. But darlin' when I hold you. Don't you know I feel the same...
****

Aku melihat di kedalaman mata hujan. Kemana ia mengarahkan tatapan. Kepadamu yang sedang menahan kegelisahan, atau kepadaku yang tak bisa menahan diri untuk mengatakan; gelisahmu adalah kerinduan yang pecah berantakan.

Jika ini kemudian menjadi narasi panjang yang enggan berhenti dituliskan lalu menjadi esai. Dalam satu permohonan aku akan meminta hujan jangan pernah usai. Romantisme yang dibawanya sanggup menghentikan badai. Dari hati yang neraca perhitungannya belum selesai.
----

Nothin' lasts forever. And we both know hearts can change. And it's hard to hold a candle. In the cold November rain....
****

Tak ada yang abadi di dunia ini kecuali kematian itu sendiri. Bahkan kecilnya prahara mudah sekali mengguncang hati. Hingga bahtera kekuatannya terlempar. Terdampar di suatu tempat yang terlampau sepi atau terlalu hingar-bingar.

Di musim dingin yang membuat pengar. Lilin yang kita nyalakan enggan terbakar. Kita jelas memilih menyuapi matahari. Dibanding merawat dan membesarkan sunyi.
----

We've been through this such a long long time. Just tryin' to kill the pain, oo yeah. But love is always coming and love is always going. And no one's really sure who's lettin' go today. Walking away.....
****

Kita tidak yakin lebih dulu manakah yang pergi. Antara bahagia atau patah hati. Kita membunuh duka dengan cara menjaga asa. Agar tidak berbelasungkawa yang tidak pada tempatnya. Yaitu pada ratapan yang melolong-lolong kehilangan harapan. Seperti serigala yang sangat kehilangan bulan. Di masa-masa ketika kegelapan menguasai kekaisaran malam.

Kita boleh percaya satu hal. Cinta sama sekali tidak bisa diobral. Ia datang dan pergi dengan merdeka. Tak pernah jadi koloni dari imperialisme dengan alasan apapun juga.
----

If we could take the time. To lay it on the line. I could rest my head. Just knowin' that you were mine
All mine. So if you want to love me. Then darlin' don't refrain. Or I'll just end up walkin'. In the cold November rain....
****

Manakala keyakinanku akan terus berputarnya waktu, tidak dicederai oleh cuaca yang ambigu, maka kamu adalah milikku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun