Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengunci Pintu Pelangi yang Mau Pergi

27 Agustus 2017   23:27 Diperbarui: 27 Agustus 2017   23:32 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tersihir oleh alunan musik Vivaldi

Berkisah tentang cinta yang hilir mudik datang

Seperti sampan di Venetia tempat air dilahirkan

Menyusui sungai sungai membelah kota

Hingga terlelap tak menangis lagi

Indah ketika pelangi menampakkan diri

Hampir sirna saat memutuskan hendak secepatnya pergi

Tangganya yang hampir tersapu angin

Ditegakkan kembali oleh gerimis

Dan hangat matahari di sore yang manis

Secepatnya pintu langit dikunci

Takut pelanginya terburu buru pergi

Hijaunya sedang sangat dibutuhkan

Daun daun sedang kehilangan warnanya yang menawan

Bogor, 27 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun