Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat Kesembilan untuk Melati

20 Agustus 2017   17:23 Diperbarui: 20 Agustus 2017   17:49 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejumput kenangan beterbangan mengililingi benakku.  Kenangan akan secangkir kopi yang kita habiskan berdua ketika seisi kepala berisi berita tentang Bosnia dan Palestina.  Aku tidak ingat itu merk bubuk kopi apa, tapi rasanya masih tercekat di leher sebagaimana puteri malu yang tak pernah berhenti berteka teki kenapa dia malu.

Aku bertaruh dengan cemara depan rumahku, apakah hujan hari ini akan membasuh kotoran dan wasangka yang mengerubungi rongga dada. Ataukah hanya sekedar bertamu di halaman, membasahi serai dan lidah buaya, lalu pergi berpindah ke ujung sungai kecil di sebelah sawah yang terlantar.

Hari ini aku banyak berbicara tentang pahit karena sudah hafal seperti apa rasanya.  Kalau kau mau tahu sejelas apa maka pandanglah kereta yang lewat di belakang rumahmu, dengarkan bagaimana terompetnya bersuara tak berdaya karena harus lewat tempat yang itu itu saja.  Bayangkan segelas limun dingin yang esnya kau buang lalu kau letakkan di atas perapian, kau minum dan berharap dinginnya tetap menetap.

Aku tidak perlu menjelaskan.  Itu sudah jelas.  Sejelas bola kaca dunia yang rapuh dan terbuat dari peluh lalu disentuh panas dengan sengat berpuluh puluh.  Bukankah itu disebut melepuh? 

Bogor, 20 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun