Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mimpi itu Sempat Roboh

17 Agustus 2017   22:09 Diperbarui: 17 Agustus 2017   22:25 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku memperhatikan tubuh pantai yang kala itu mirip sekali dengan gadis aduhai sedang berusaha memikat jejaka yang diperankan oleh pohon pohon pendek api api.  Aku menulisi pasir seolah itu sehelai kertas yang nantinya akan kupigura lalu aku pasang di dinding kusam tempatku menatap dan berbaring sebelum tidur.

Kamu memerankan diri sebagai patung pualam pintar.  Terlihat sangat pintar.  Saat itu.  Padahal kamu mulai memerangkap diri dalam lawan katanya secara tidak disadari.  Pikiranmu mengelupas begitu cepat lalu mencair menjadi air yang menerobos sela sela senyummu yang kamu anggap bijaksana.  Padahal sama sekali tidak.  Itu adalah pikiran terpicik di dunia setelah diumumkan sebagai penyesalan.

Aku sudah memulai membangunkan mimpi yang sebetulnya masih ingin terlelap.  Aku tidak memaksa.  Tapi mimpi itu ternyata begitu baik hati dan memberiku kesempatan untuk menyusunnya secepat badai menemui kekasihnya.

Namun secepat datangnya secepat itu juga mimpi itu roboh.  Berserakan dalam bentuk kepingan.  Menyusunnya lagi masih harus bersepakat dengan lelah.  Baku hantam dengan gelisah.  Kemudian tawar menawar dengan cahaya bulan.  Lebih dulu mana datang dibanding bintang bintang.

Jakarta, 17 Agustus 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun