Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan dari Langit yang Pecah

8 Agustus 2017   13:42 Diperbarui: 8 Agustus 2017   13:44 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit pecah hari ini

Serpihannya menghamburi kota

Ada satu dua kemarahan di serpihannya

Mengapa masih ada lampu merah perempatan yang dipenuhi anak anak jalanan

Bukankah setiap hari ada pejabat yang lewat di sana

Agak sulit memang

Karena pejabatnya bersilang kaki baca koran

Dengan mobil polisi meraung raung membuka keruwetan di depan

Laju kendaraan tak menjumpai kemampatan

Mata sang pejabat pun menunduk enggan menoleh kiri dan kanan

Lihat bagaimana mata mata kecil itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun