Mohon tunggu...
M Irfan
M Irfan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm Programmer, I have No Life.. Also.., I'm writer..,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mobil Tua

2 April 2013   07:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:52 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah mobil biru tua teronggok tak terurus di suatu sudut kota. Warnanya sudah lusuh, penuh coretan di sana sini, rodanya pun sudah hilang entah kemana. Namun bentuknya masih utuh dan masih dikenali bahwa benda yang teronggok itu adalah sebuah mobil tua. Sudah dua tahun terakhir ini, mobil tua itu ditinggal oleh pemiliknya. Parahnya lagi, mobil itu dibiarkan begitu saja hingga keadaanya menjadi parah seperti sekarang ini. Sebuah mobil Buick tua yang dulu pernah menjadi rajanya para mobil kini dapat dibilang sudah tak bernyawa lagi. Padahal dulu, mobil jenis ini begitu gagahnya melaju di tengah jalan – jalan kota besar. Cat bodinya yang mengkilat ditambah lagi dengan polesan krom yang menampilkan kesan mewah, membawa suasana tersendiri baik bagi pengendaranya maupun bagi yang melihatnya. Bahkan, pada masa itu, bisa dibilang mobil jenis ini adalah mobil milik orang – orang kaya. Karena harganya yang cukup mahal, juga tingkat kemewahannya yang di atas rata – rata mobil saat itu pada umumnya. Namun kini, mobil Buick yang dulu gagah, mewah, dan berkelas hanyalah menjadi seonggok sampah besi tua yang tidak bisa dipergunakan lagi.

Di kota itu, terkenal pula sebuah bengkel mobil – mobil antik. Bengkel itu pada mulanya adalah bengkel biasa yang melayani setiap keluhan pemilik mobil. Namun karena usia bengkel yang sudak cukup tua dan masih bertahan hingga saat ini, menjadikan bengkel itu menjadi satu – satunya bengkel di kota itu yang masih menyediakan layanan perbaikan untuk mobil – mobil tua yang sudah dibilang klasik bagi kebanyakan orang. Bengkel itu menyediakan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh si pemilik mobil mulai dari spare part hingga pelayanan jasa perbaikan yang membutuhkan keahlian lebih dari para montir di bengkel itu. Dari itulah, bengkel itu dikenal banyak orang karena kualitas dan hasil yang diberikan kepada para pemilik mobil tua.

Pada suatu pagi yang cerah di Hari Minggu. Hari itu bengkel tutup. Bengkel hanya buka dari Hari Senin sampai Sabtu. Pemilik bengkel memanfaatkan hari tutup bengkel itu dengan sedikit merasakan indahnya hari libur. Dari dimana hari dimulai, Ia sudah bangun kemudian berolahraga pagi, berlari – lari kecil mengelilingi jalan sekitaran bengkel. Ia tidak bisa melakukan hal tersebut jika pada hari bengkel buka. Karena sedari pagi, pasti sudah banyak pelanggan yang antri dengan banyak keluhan. Sembari berlari – lari pagi, Ia mendengarkan musik dari pemutar musik portable nya. Dengan menggunakan headset, Ia menikmati tiap alunan lagu yang diputar dari pemutar musik itu. Hingga secara tidak sadar membuat Ia berlari ke arah yang salah. Ia berlari melewati jalan yang belum pernah Ia lewati sebelumnya dan baru tersadar setelah Ia merasakan ada hal yang berbeda dari jalan yang Ia lalui itu. Merasakan hal yang berbeda itu lantas membuatnya berhenti untuk berlari sejenak. Ia berjalan menyusuri trotoar di jalan itu. Ketika berjalan itulah, Ia melihat sebuah mobil tua yang teronggok di sudut jalan. Ia segera mempercepat langkah kakinya untuk melihat mobil itu. Setibanya di tempat itu, Ia melihat sebuah mobil Buick yang masih lengkap dengan asesoris interiornya teronggok bak bagai besi tua. Ia berjalan mengitari mobil tua tersebut dan mendapati bahwa mobil itu masih lengkap dan hanya hilang di ban – bannya saja. Merasa pernah memakai mobil yang sejenis itu, Ia pun merasa akan keadaan mobil itu. Tanpa pikir panjang, Ia segera menelepon jasa derek terdekat untuk mengirimkan dereknya. Tampaknya Ia memiliki rencana untuk mobil tua tersebut.

Tidak sampai lima belas menit, sebuah mobil derek tiba. Dengan perlahan, mobil tua itu mulai ditarik. Namun sebelum ditarik, pada bagian alas mobil itu sudah diberikan roda – roda pengaman agar kerangka mobil tua itu tidak rusak. Setelah itu barulah, mobil tua itu ditarik perlahan dengan menggunakan katrol dan diletakkan di geladak mobil derek tersebut. Sambil menyelam minum air, begitulah satu ungkapan yang ada. Berpikir bahwa jika Ia kembali berlari pasti akan membuatnya lebih capek, Ia pun segera menumpang truk derek tersebut. Ia duduk di geladak truk itu sambil memegangi mobil tua itu. Tampaknya Ia memang benar – benar memiliki rencana yang besar untuk mobil itu.

Setibanya di bengkel, pemilik bengkel itu langsung dari truk itu dan segera membuka gerai yang menutupi area kerja bengkel tersebut. Dengan perlahan, mobil tua tersebut diturunkan dari truk derek tersebut. Setelah diletakkan di sebuah pelataran, mobil tua itu segera ditarik ke dalam bengkel. Barulah si pemilik bengkel membayar sejumlah uang kepada penyedia jasa derek tadi. Tidak memakan waktu lama, truk derek itu meninggalkan bengkel tersebut untuk kembali ke pangkalannya. Sementara itu pemilik bengkel segera menghubungi teman – teman yang juga pemilik bengkel juga. Rata – rata, teman – temannya juga pemilik bengkel mobil antik. Melalui telepon, Ia menyampaikan rencananya itu. Ia juga mengatakan bahwa Ia juga menemukan sebuah mobil tua yang bisa digunakan untuk menjalankan rencananya itu. Namun di luar dugaan, rupanya sebagian besar teman – temannya menolak untuk membantu menjalankan rencananya itu dengan alasan kesibukan mengurus bengkel. Dari sepuluh orang teman yang Ia hubungi, hanya dua orang saja yang menyanggupi untuk membantunya melaksanakan rencananya. Itupun hanya bisa dilakukan setelah waktu bengkel usai. Sedangkan waktu bengkel selesai pada pukul sembilan malam. Ia merasa bahwa rencananya akan gagal untuk dilaksanakan. Hingga akhirnya sampailah Ia pada satu keputusan bahwa Ia akan menjalankan rencananya itu sendirian.

Tanpa membuang waktu lagi, mobil tua yang masih tergeletak di atas salah satu pelataran bengkel itupun segera ia dorong masuk menuju ke bengkel pribadinya. Sesampainya di tempat itu, mobil itu segera Ia pindahkan ke sebuah pelataran khusus untuk memperbaiki mobil. Pelataran itu memiliki dongkrak hidrolik yang dapat dinaikkan ataupun diturunkan secara otomatis. Pelatarn itu juga didesain khusus untuk kerangka – kerangka mobil tua. Sehingga dengan menggunakan dongkrak khusus ini, kerangka – kerangka mobil tua tidak akan rusak. Setelah selesai memindahkan mobilnya ke pelataran khusus itu, Ia segara masuk ke ruang kerjanya. Ia mengambil satu buah buku yang berjudul “The Car” . Di dalam buku itu sudah ia sisipkan sebuah pembatas buku. Ketika dibuka, pembatas buku itu akan langsung menunjuk ke satu halaman di buku itu. Dan di halaman yang ditunjukkan oleh pembatas buku itu, tampak sebuah mobil Buick mewah berwarna merah hati. Rupanya, si pemilik bengkel memiliki rencana untuk memperbaiki mobil Buick yang sudah rusak tadi sehingga bisa dipergunakan kembali.

Setelah melihat buku tersebut, Ia pun memulai rencananya tersebut. Pada awalnya, Ia membongkar semua bagian – bagian mobil yang menempel pada bodi dan kerangka. Bagian – bagian ini kebanyakan di krom sehingga menampilkan kesan mewah. Sedangkan pada bodinya biasanya hanya dicat satu warna saja namun mengkilap. Ia juga mengeluarkan seluruh isi mobil. Kursi, dan segala jenis bentuk interior Ia keluarkan semuanya. Sehingga pada akhirnya, yang tersisa dari mobil tua tersebut hanyalah bodi yang sudah berlubang dan kerangkanya saja. Sedangkan semua asesoris yang menempel di luar maupun di dalam sudah dilepaskan semuanya. Mobil tua itu kini sudah siap memasuki tahap selanjutnya. Yakni tahap pendempulan dan pengecatan ulang. Pemilik bengkel itu pun segera mendorong pelataran khusus itu masuk ke dalam ruang cat. Di situlah Ia mendempul beberapa bagian mobil yang sudah terlihat penyok ataupun berlubang. Bodi mobil tua itu masih bagus. Tidak banyak lubang yang terlihat ataupun karat yang mengganas. Ini membuktikan bahwa, dahulu pemiliknya pasti merawat mobil itu dengan susah payah. Benar – benar menjaganya hingga mobil tua itu benar – benar tidak dapat berjalan cepat secepat mobil – mobil sekarang. Atau pun ada kejadian lain yang menyebabkan si pemilik sebelumnya meninggalkan mobil itu begitu saja di sudut kota.

Satu persatu bagian dari mobil itu didempul. Mulai dari kap mesin yang agak begitu penyok karena kejatuhan sesuatu. Kemudian pintu bagasi belakang, ujung dari pintu penumpang hingga bagian atap mobil yang banyak penyok kecil di sana sini. Ia mendempulnya dengan perlahan dan hati – hati, supaya hasil dempulannya bagus dan dapat segera rata. Setelah selesai di dempul, Ia segera mengambil sebuah alat sejenis penghalus. Alat itu bisa menghaluskan semacam hasil dempulan seperti yang Ia lakukan sebelumnya. Ia akan menggunakan alat itu untuk lebih menghaluskan hasil dempulannya agar makin rata dengan struktur bodi yang sebenarnya. Sehingga hasilnya bagus dan tidak ada yang menggelembung. Mesin penghalus itu pun dinyalakan, dan raungannya memenuhi ruangan bengkel. Orang – orang di sekitar bengkel pun penasaran mendengar suara raungan itu. Suara itu biasa terdengar jika bengkel sedang dalam keadaan buka saja. Tidak dalam keadaan tutup seperti ini. Orang – orang pun mencari tahu apa yang sedang dikerjakan oleh pemilik bengkel di dalam bengkelnya itu.

Pemilik bengkel tidak mempedulikan hal itu. Ia terus mengerjakan rencananya itu dengan penuh semangat. Alhasil, tidak sampai dua jam, Ia telah menghaluskan seluruh permukaan bodi mobil tua itu. Sehingga bodi mobil tua itu pun siap untuk di cat ulang. Tanpa membuang waktu lagi, Ia segera menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk mengecat bodi mobil. Mulai dari mixer, compressor, penyemprot, hingga tabung pengocok. Setelah semua siap, Ia pun mulai proses pengecatan. Seperti pada umumnya, Ia mengecat seluruh bodi mobil tua itu dengan warna dasar putih. Sehingga warna sebelumnya dengan dempulannya secara keseluruhan akan tertutupi dengan warna putih. Ia mengulangi pengecatan dengan warna putih ini berulang kali. Setidaknya tiga sampai empat kali. Hingga seluruh bodi mobil benar – benar berwarna putih dan tidak ada yang belang. Setelah memastikan seluruh bodi mobil berwarna putih, Ia pun membiarkannya beberapa saat agar cat yang baru saja Ia semprotkan benar – benar menempel pada bodi mobil.

Sembari menunggu, Ia pun menyempatkan diri untuk mengerjakan hal lainnya. Blok mesin yang sudah Ia keluarkan sebelum bodi mobil dan kerangkanya masuk ke ruang cat telah menunggu diperbaiki. Dengan menggunakan katrol, Ia pun segera menarik blok mesin itu ke atas hingga tingginya sejajar dengan perutnya. Cara inilah yang dilakukannya agar Ia dapat mengontrol penuh seluruh sisi dari blok mesin tersebut. Mesin 5.000cc itu benar – benar membuatnya kagum. Memiliki delapan silinder dan dua katup di tiap silindernya membuat Ia benar – benar bernostalgia dengan mesin – mesin jaman dulu. Ia pun mulai memperbaiki mesin mobil tersebut. Ia memulainya dengan memutar poros roda yang terhubung dengan bagian transmisi. Ia memutarnya secara perlahan untuk memastikan kerusakan – kerusakan apa saja yang mungkin terjadi di dalam blok mesin. Ia memutarnya hingga puluhan kali untuk memastikan keadaan mesin yang sedang dihadapinya. Beberapa terdengar suara gesekan yang agak kasar ketika putaran berada di seratus delapan puluh derajat akhir. Mendengar gesekan – gesekan itu, akhirnya Ia memutuskan untuk membuka blok mesin 5000cc itu. Ia bongkar sampai ke dalam bagian pistonnya. Barulah kemudian Ia mencoba memutarnya sekali lagi. Dengan perlahan, Ia memutar poros roda itu dan mencoba mendengarkan sekali lagi suara – suara gesekan yang timbul tadi. Rupa – rupanya, begitu blok mesin itu dibuka, suara gesekan itu terdengar makin jelas dan dengan cermat Ia memperhatikan ke keseluruhan piston yang sedang bergerak naik turun. Ia mendekatkan telinganya ke arah lubang – lubang piston itu dan akhirnya Ia mendapati bahwa piston ke dua, lima, dan tujuh yang menimbulkan suara seperti itu. Meskipun Ia pemilik bengkel, namun Ia juga tidak terlalu pandai dalam hal mesin. Ia hanya mampu memeriksa keadaan mesin hingga sejauh ini saja. Sehingga, untuk hal ini, Ia mencoba menghubungi salah satu temannya lagi yang pandai di bidang mesin untuk membantunya memperbaiki mesin yang rusak itu. Namun, lagi – lagi temannya itu tidak dapat membantu karena alasa kesibukan. Hingga akhirnya Ia pun memutuskan untuk memperbaiki mesin mobil itu sendiri.

Ia pun pergi meninggalkan mesin mobil. Ia berjalan menuju ke ruang kerjanya untuk mengambil beberapa buku mengenai mesin. Ingat betul, dulu Ia pernah membaca sedikit mengenai mesin. Ia pernah belajar sedikit mengenai mesin, namun tidak pernah diteruskannya karena Ia lebih suka ke bagian interior dan eksterior mobil. Namun, setidaknya keadaan kali ini benar – benar memaksanya kembali untuk mempelajari mesin. Setelah mendapatkan buku – buku yang dibutuhkan, Ia kembali berhadapan dengan mesin 5.000 cc itu. Ia pun mengambil sebuah buku dan mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan ketika menemui kasus yang Ia hadapi sekarang. Cukup lama Ia membaca buku itu, sampai akhirnya Ia menemukan bahwa suara gesekan itu terjadi karena ring piston yang sudah lama aus dan harus segera diganti. Tanpa membuang waktu lagi, Ia segera pergi ke ruang penyimpanan dan mencari ring piston yang cocok untuk mesin Buick 5.000cc itu. Beruntunglah Ia masih memiliki beberapa stok ring piston untuk mesin jenis itu. Langsung saja Ia mengambilnya untuk di pasangkan pada ring piston yang aus tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun