Berita Kompas.com hari ini tentang Timses Prabowo nyatakan "Hacker Memanipulasi Suara" menyentak perasaanku.
- Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah menuding adanya 37 hacker asal Korea dan Tiongkok yang menggelembungkan suara Pemilu Presiden 2014.
"Sekitar 4 juta suara dimanipulasi," kata Yunus di Jakarta, Selasa (23/7/2014) -
Jadi ternyata benar apa yang diceritakan oleh Komat Kenthir seminggu yang lalu tentang serombongan muda-mudi China yang kontrak rumah di jalan Papandayan 73 Semarang. Itu daerah sebelah atas Sampangan, masih dekat dengan wilayah kampungku.
Semula kutanggapi sambil lalu ceritanya saat di gardu ronda. Maklum si Komat ini pemuda bujangan telat yang dianggap rada-rada. Hobinya tongkrong ngobrol di warung-warung maupun tempat kongkow anak-anak muda maupun orang tua dia bisa ikut nimbrung omong dengan pedenya. Kalau dia bercerita suatu hal bila belum terverifikasi dengan yang lain ku anggap cerita burung saja.
Jadi ceritanya saat Komat Kenthir ini tongkrong di warung hik di daerah Sampangan dia bareng ngopi dengan dua anak muda sipit. Tidak biasa ada anak china tongkrong di warung hik makan nasi kucing. Melihat mereka selesai makan lalu ngobrol saja, Komat yang biasa sok akrab menawari mereka rokoknya, GG filter.
Aneh, di warung hik yang juga jual rokok ketengan, ada orang ditawari rokok mau terima. Biasanya kalau memang perokok pun tentu menolak karena sudah bawa sendiri atau sungkan karena ada tersedia di warungnya.
"Rumahnya mana ?" Komat bertanya dalam bahasa Jawa. China di Semarang biasa bisa bahasa Jawa juga.
"Dari China, makasih rokoknya" jawabnya dalam bahasa Mandarin.
Komat Kenthir memiliki kelainan bisa memahami omongan orang lain yang bicara apa saja dalam bahasa apapun.
"Hek hek hek ... ya orang China mesti dari China. Ehh???... dari China? Tak kira rumahmu Semarang sini"