Mohon tunggu...
Fahmi Awaludin
Fahmi Awaludin Mohon Tunggu... Guru, Dosen -

Guru (kelas) SD; Dosen B. Inggris Niaga; Suka buat modul; chatting; beristri dan memiliki anak cantik... hehehe

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pendidik yang Sabar Itu Yanto

4 Mei 2012   14:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:43 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_175384" align="alignnone" width="600" caption="Pak Yanto mengamati anak didiknya."][/caption] Suasana ruang guru yang sederhana di lantai dua sekolah terasa berwarna. Kehadiran sosok seniman yang sudah lama bergabung di sekolah tempat saya mengabdi membuat banyak pengalaman saya  dapatkan. Salah satunya kesabaran dari guru yang sehari-harinya mendidik peserta didik di tingkat dasar ini pada mata pelajaran seni. Baginya seni adalah cinta. Dan untuk untuk berbagi cinta dengan anak, kita harus total berbagi pengetahuan. Yanto namanya. Di usia yang hampir kepala lima ini, semangat berbagi ilmu dengan anak didiknya tetap membara laiknya api yang terus menyala dan tak pernah padam. [caption id="attachment_175401" align="alignnone" width="600" caption="Pa Yanto tengah mempraktikkan membuat wayang yang terbuat dari kardus bekas."]

13361398321956330568
13361398321956330568
[/caption] Pagi itu saat saya hendak melewati tangga, saya perhatikan beliau sungguh antusias mengajarkan bagaimana caranya membuat wayang dimana bahannya terbuat kardus bekas dan kertas yang sudah tak terpakai lagi. Disela-sela kesibukannya saya memberanikan diri dan bertanya sedang apakah kawan saya ini. Kontan ia segera membalikkan wajahnya dan mencari tahu dimana letak suara itu. "Mau gabung, pak" katanya. Saya pun semakin senang ketika ada tawaran itu. Sayangnya saat itu saya masih punya tugas yang harus diselesaikan. Saat makan siang*** Saya punya kesempatan untuk meneruskan pertanyaan yang belum sempat saya berikan. Setelah saya bertanya tentang bagaimana mencintai seni bagi anak-anak, ia langsung memberikan jawaban kalau seni baginya untuk diterjemahkan harus total dan sabar. Total artinya kita harus terjun langsung dan tak cukup teori. Pokoknya anak-anak harus faham maksud dan tujuan kenapa mereka belajar wayang yang terbuat dari kardus itu, ungkapnya penuh semangat. Selain itu bagi seorang guru harus memiliki sifat sabar. Bayangkan jika kita menghadapi anak-anak dengan muka menyeramkan dan suara lantang tanpa sedikitpun mengumbar senyum,,, anak-anak bisa ga masuk sekolah besoknya. Jadi tetap sabar saat kondisi apapun. Dan itu tgas seorang pendidik sesungguhnya, papar berbadan besar ini. Dan masih banyak ilmu yang saya dapatkan ketika belajar mengenal dirinya lebih dekat. Dan hebatnya bapak dua anak ini memiliki konsep hidup sederhana. Kesederhanaan dalam hidupnya ini tak berarti hidup yang apa adanya tanap berusaha. Tetapi melewati kehidupan ini dengan sederhana dan tak berlebihan. Cukup sesuai kebutuhan saja. Semoga kisah ini bermanfaat bagi saya khususnya dan kompasiana lainnya. (Fahmi Awaludin)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun