Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Money

Sumpah, Demi Tuhan Saya Tidak Takut!

9 Mei 2013   17:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:51 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi Tuhan Saya Tidak Takut!

Belakangan ini siapa yang tidak tahu dan pernah mendengar kalimat “…Demi Tuhan” itu? “Demi Tuhan” adalah sebuah sumpah yang dipopulerkan oleh Arya Wiguna, seseorang yang pernah menjadi ‘murid’nya Eyang Subur. Saya rasa keterkenalan ungkapan ‘Demi Tuhan!” dan juga si Arya sendiri bukanlah disengaja. Ketika media menyiarkan secara massive dan terus menerus tindakan dan teriakan lantang Arya Wiguna, ia yang dengan gaya marahnya yang unik ternyata cepat sekali menarik minat orang untuk meniru-nirunya, memarodikan, bahkan memlesetkan ungkapan marahnya Arya. Ini tanpa disengaja, tapi luar biasa dampaknya. Apalagi setelah itu diupload ke Youtube dalam beragam versi. Silahkan Anda cari sendiri video-videonya Arya dengan kata kunci ‘Demi Tuhan Arya’, hasilnya akan membuat Anda sedikit bergidik, tapi juga tersenyum-senyum geli.

Mungkin kita masih ingat betapa berpengaruhnya Youtube mengangkat beberapa orang yang bukan siapa-siapa menjadi artis terkenal? Sebut saja Justin Bieber, chaya chayanya seorang polisi dari Gorontalo, atau yang paling anyar – Gangnam Style yang sudah ditonton hampir 1 milliar orang. Pengaruh besar Youtube dalam memomulerkan orang tidak lagi bisa diragukan. Memang ada yang hanya ngetop sesaat saja, karena tidak kreatif maka habis itu akan kembali hilang lenyap bagai ditiup angin. Itu sebetulnya tinggal tergantung yang bersangkutan, bisa menjaga tingkat keterkenalannya atau tidak.

Arya Wiguna kini sudah semakin tenar. Mungkin ia ibaratnya dapat durian runtuh, hanya bermodalkan marah-marah dengan pelampiasan bersumpah ‘Demi Tuhan’ kepada Eyang Subur, ia semakin terkenal. Unggahan di Youtube baik versi original maupun yang sudah dimodifikasi sana sini, sumpah populernya itu nyatanya semakin banyak ditonton. Ia bahkan sudah diajak rekaman oleh Farhat Abbas, si pencetus Sumpah Pocong. Sungguh menarik, bila Sumpah Pocong bersanding dengan Sumpah Demi Tuhannya Arya. Menarik.

Arya Wiguna bahkan sudah masuk studio rekaman. Hanya untuk sepotong ungkapan sumpah demi Tuhan ia kemudian rekaman audio. Salah satu video amarahnya kepada Eyang Subur itu digarap untuk dijadikan ring back tone (RBT). Potongan rekaman audio yang akan diedarkan sebagai RBT itu menurut beberapa pemberitaan bahwa akan diambil dari video Demi Tuhan karya Eka Gustiwana Putra, pencipta lagu dan programmer yang bekerja untuk label rekaman Trinity Optima production.

Lantas apa hikmah positif yang dapat kita ambil? Bahwa ternyata peran media itu sangat penting dan sangat frontal untuk menjatuhkan seseorang, atau sebaliknya demi memomulerkan orang tersebut. Yotube adalah ajang promosi gratis yang berdampak sangat baik bagi pencitraan diri, mencari kepopuleran, bahkan juga bagi pencitraanj politis bagi para calon pemimpin bangsa. Bukan hanya Youtube tapi juga media-media sosial populer.

Media sosial dan media video semacam Youtube dapat menjadi ‘kartu nama’ kita. Apa yang ingin kita tawarkan, tampilkan, dan sajikan dapat kita beberkan dan ungkapkan di sana. Mungkin kita bertanya seberapa penting kartu nama itu? Bagi Anda yang suka berbisnis, berhubungan dengan orang lain, dan main di dunia jual menjual, maka memiliki serta membagikan kartu nama adalah keniscayaan.Itu adalah cara kita memasarkan diri kita, maupun produk kita. Cara pemasaran (marketing) yang paling efektif adalah apabila cara itu mampu dan sanggup menjangkau sebanyak mungkin orang, dan dari banyak orang itu ada sebagian besar yang tertarik.

Banyak gaya aneh, nyeleh, dan unik dalam membagikan kartu nama. Lihat saja apa yang dilakukan dan dituliskan orang-orang besar di kartu nama yang mereka miliki. Semuanya sangat kreatif dan unik. Ada orang yang memiliki cara begitu aneh dalam membagikan kartu namanya, ia menghambur-hamburkan kartu nama di stadion sepakbola. Tak pelak lagi kita pasti bertanya siapa sih orang gila itu? Pertanyaan yang sama itulah yang mungkin ditanyakan para penonton di stadion itu, tapi toh akhirnya mereka membungkuk dan mengambil kartu nama yang dilempar orang itu saking penasarannya terhadap apa sesungguhnya yang ditawarkan orang itu, dan siapa dia? Dia bukan orang sembarangan, namanya Joe Girard, seorang salesman paling besar di dunia yang namanya sudah tercatat indah di Guinness Book of World Record selama belasan tahun.

Nah, bagi saya membagikan kartu nama secara konvensional memang masih perlu dan penting. Akan tetapi, membagikan ‘kartu nama’ bisa dilakukan secara lebih kreatif dan lebih gila lagi. Bagikan kartu nama Anda secara massive lewat media sosial dan Yotube. Di sana, Anda dipersilahkan untuk berteriak, dan menjual diri sebagus mungkin. Saya punya beberapa teman yang sukses menjual dengan sangat menakjubkan, berkat mengiklankan diri dan barang yang mereka jual di berbagai media sosial serta Youtube. Hasilnya? Seperti yang saya bilang, sangat luar biasa. Ada yang baru saja membeli mobil baru hasil ‘kegilaan’nya berdagang di Internet.

Bayangkan saja, sebuah tulisan di Kompasiana saja ada yang sudah pernah dibaca lebih dari satu juta orang, ada yang dibaca ratusan ribu orang. Ini adalah cara kita mengenalkan pemikiran-pemikiran kita, opini-opini kita. Uniknya Kompasiana memang melarang kita (penulis) untuk memasang iklan yang secara langsung maupun tidak memperkenalkan produk, website, atau apapun juga. Tapi apakah kita lupa, menulis tentang partai politik tertentu itu juga adalah sebuah ajang promosi. Sadar atau tidak, kita sebenarnya sementara mempromosikan partai politik yang kita tuliskan itu. Tapi pihak Kompasiana membolehkan. Jadi, bagi para caleg bolehlah membagikan ‘Kartu Nama’ di Kompasiana ini, terserah cara Anda masing-masing mau seperti apa.

Untuk itu tunggu apa lagi, bagi yang ingin ngetop, berhasil menjual banyak, memomulerkan diri, menyampaikan program, atau bahkan mencari orang hilang, bahkan pula untuk menjual partai demi 2014 nanti, ayo gunakanlah media-media sosial seperti Kompasiana ini, serta wahana video Youtube. Semuanya gratis. Mengutip sumpah si Arya, “Demi Tuhan…!” Saya hendak mengakhiri tulisan ini sembari berteriak…”Demi Tuhan Saya Tidak Takut…! Walau banyak yang akan membantai serta membantah tulisan saya ini.” ---Michael Sendow---

Cheers…!

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun