Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Polisi Tidur di Amerika dan di Indonesia

20 Juni 2013   19:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:41 3788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13717483091320082120

[caption id="attachment_269488" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Belajar bahasa asing memang mengasyikkan. Kadang dalam mempelajari sebuah bahasa, kita juga harus mendalami budaya setempat di mana bahasa itu digunakan. Jangan pula kita menerjamahkan kata-kata tersebut ke dalam bahasa kita mentah-mentah. Artinya, pengenalan bahasa perlu dibarengi dengan pengetahuan budaya. Bahasa berkembang dari akar budaya sebuah komunitas. Oleh sebab itu, bahasa tidak pernah lepas dari budaya.

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, umpamanya pengucapan kata ‘maybe’ akan bisa dimaknai berbeda-beda oleh setiap orang. Tergantung dari mana ia berasal. Contohnya seperti ini, bahwa kata maybe bisa dimaknai sebagai ‘mungkin’, bisa pula ‘mungkin tidak’ (maybe not), atau pun bisa juga ‘mungkin ya’ (maybe yes), tetapi sering disingkat sebatas ‘maybe’. Tapi maybe yang seperti apa? Demikian pula dengan kalimat ‘No Thanks’. Ada yang sebenarnya suka, namun karena malu (biasanya budaya dan adat ketimuran kita acap kali berucap seperti itu), maka kita bilang No Thanks!. Tetapi ada yang benar-benar tidak mau maka serta merta mereka bilangtidak, terima kasih! Tidak berbasa-basi.

Ngomong-ngomong kita sudahi dulu membahas tentang beda bahasa beda budaya. Tapi saya ingin sekali saat ini mengutak-atik sedikit kelucuan, ‘kehebatan’ dan juga uniknya Bahasa Inggris. Nah, akan ada banyak perjumpaan dengannya bila kita rajin mempelajari perbedaan pengucapan dan pemaknaan Bahasa Inggris pada beberapa daerah berbeda walaupun sama-sama menggunakan Bahasa Inggris. Misanya Amerika dan Inggris, atau Amerika dan Australia serta masih banyak lagi yang lain.

Di Indonesia sendiri jamak kita mendengar sebutan ‘Polisi Tidur’. Yaitu tanda untuk para pengguna jalan supaya berhati-hati. Oleh sebuah keputusan Menteri Perhubungan tanda ini dibuat sebagai alat pengendali dan pengaman bagi para pemakai jalan. Ini tentu saja bermaksud supaya kendaraan yang lewat supaya berjalan lambat. Biasanya tanda ini ada di kompleks perumahan, atau jalan-jalan sempit. Lalu seperti apakah orang Amerika menamai polisi tidur ini? Bukan ‘sleeping policeman’. Mereka menyebutnya sebagai ‘Speed Bump’ (ada juga yang menyebutnya Speed Hump). Dengan tujuan tentu saja memperlambat kecepatan kendaraan yang akan melewatinya.

Tapi entah kenapa kita menamainya dengan polisi tidur. Malahan banyak yang memplesetkannya dengan berbagai jokes. Ada yang mengatakan secara positif, katanya itu adalah penggambaran betapa hebatnya polisi kita dalam rangka menjaga masyarakat hingga rela sampai harus tidur-tiduran di jalan demi menjaga keamanan berlalulintas. Ada juga yang membuat jokes negatif, mereka mengatakan bahwa karena polisi kita itu sangat malas, makanya mereka melakukan tugas sambil tidur-tiduran. Ini hanya jokes, jadi kalau ada polisi yang baca tulisan ini jangan sampai naik darah yah (he he he).

Di negara berbahasa Inggris lainnya, polisi tidur ini dikatakan sebagai Road Hump. Istilah polisi tidur sepertinya ada juga di negara lain, tapi tentu dengan istilah penyebutan masing-masing. Kalau tidak salah di Jerman disebut sebagai “schlafenden polizist”. Itulah keunikan polisi tidur, di tiap negara ada banyak sebutan untuk polisi jenis ini. Saya tidak tahu lebih banyak mana antara polisi beneran dan polisi tiduran.

Bahasa memang unik, seunik kita yang hendak menerjemahkannya atau menyalinnya ke dalam bahasa kita. Banyak kata-kata dalam Bahasa Inggris yang sebetulnya tidak boleh langsung kita translate secara harafiah, tapi harus merujuk pada keseluruhan kalimat yang ada. Misalnya kata bold. Di satu sisi kata tersebut berarti berani, tapi di sisi yang lain ia dapat diartikan orang yang tidak tahu malu. Light hearted itu artinya orang yang periang (like to have fun). Ungkapan won’t be beaten itu bisa juga artinya adalah ingin selalu menang. Atau sebutan original ternyata di Amerika itu bisa juga diartikan sebagai creative.

Belajar bahasa dan budaya memang selalu menyenangkan. Akan ada pengetahuan baru yang diperoleh, di samping tentu saja mendapatkan berbagai bentuk keunikannya masing-masing. Okelah kalau begitu, saya sudahi saja tulisan tentang bahasa kali ini dengan mengutip sebuah ujar-ujar klasik yang bilang seperti ini Better be free bird than a captive king yang artinya kurang lebih adalah seperti ini, “Lebih baik menjadi burung yang terbang bebas daripada raja yang terbelenggu”. ---Michael Sendow---

Generosity is giving more than you can and pride is taking less than you need~~~Kedermawanan adalah memberi lebih banyak daripada yang Anda bisa peroleh, dan kebanggaan bila mengambil kurang dari yang sebetulnya Anda butuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun