Mohon tunggu...
Misbahuddin
Misbahuddin Mohon Tunggu... -

Saya Mahasiswa dari kota pamekasan yang kuliah di Universitas Islam Malang mengambil Jurusan Pendidikan Matematika. Di samping kuliah UNISMA saya juga kuliah di jurusan Pendidikan Agama Islam di UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Itu Obat

19 Februari 2017   08:43 Diperbarui: 19 Februari 2017   11:00 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah otak ini berpikir tak menentu, tak jelas arahnya, dan yang diinginkannya pun penuh keraguan maka bagi saya obatnya adalah duduk di depan laptop buka microsoft word dan merangkai tulisan lewat keyboard. Hal ini sudah menjadi rutinitas saya semenjak saya menjabat sebagai mahasiswa. Curhat paling memuaskan pikiran bagi saya adalah menulis. Karena penyelesaian masalahnya bisa dijadi disumbang pembaca-pembaca yang lain atau pun diri penulis sendiri saat membaca ulang tulisannya.

Menulis pada dasarnya kegiatan otak untuk terus aktif merangkai kata, berfikir akan makna dan membaca ulang akan kesesuaian. Tiga komponen menurut penulis ini menjadi hal pasti terjadi dalam kegiatan menulis. Dari berbagai banyak kejadian selalu memadukan tiga hal penting ini.

Saat menulis ini menjadi obat dalam problem yang ada dalam pikiran maka bagaimana dengan perasaan sakit dari raga kita, bisakah menulis masih menjad obat? Penulis tetap menjawab ya. Belajar dari pengalaman dua hari terahir ini raga ini sebenarnya sudah mulai rapuh dari saking banyaknya aktifitas yang saya lakukan. Saya pun menluangkan waktu untuk menulis mentransfer apa yang sedang saya pikirakan kedalam sebuah teks. Tulisan itu berjudul “ketika manusia dilanda kesibukan”.

Tulisan ini benar-benar mengobati saya, dari penyakit rasa malas dan penyakit kurang semangat. Dalam tulisan “tiket awal menulis skripsi” sebenarnya hasil curhatan pikiran saya bahwa atas ketidak siapan menulis skripsi. Maka dengan menulis judul itu, saya pun dengan percaya diri seakan-akan seketika itu merasa siap dan kembali bersemanga lagi.

Di samping sebagai obat menulis bagi saya menjadi kebutuhan sebagaimana penjual kepada pembeli dan pembeli kepada penjual. Jadi dari apa yang saya baca, baik mengenai kehidupan ataupun teks dalam buku. Semua akan jadi alat ukur sejauh mana hasil bacaaan kita bisa teraktualisasi dalam tulisan dan kemudian bisa bermanfaat untuk saya pribadi dan juga pembaca yang lain. Semoga saya tetap bisa menulis, walalupun hanya berupa tulisan lepas seperti ini. Amin ya robbal a’lamin. Wallahu a’lam bisshowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun