Mohon tunggu...
Mhalik Parilele
Mhalik Parilele Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sivil Society

Memiliki hobi menulis apa saja, kecuali skripsi. Tulisan bisa saja dari apa yang di lihat, dengar, rasakan kemudian terpikirkan dan tertulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Irama Pengabdian

10 Oktober 2017   21:24 Diperbarui: 11 Oktober 2017   00:45 3247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langkah selanjutnya (dok. pribadi)

Sudahkah sesaat kamu diam
Mendekatkan dirimu dengan bumi lalu mencium
Menghirup hembus nafasnya malam
Meraih kilau diujung temaram

Gerak patuhmu tercium aroma takut
Mengharap balasan mendorong berlaku taat
Oleh dirimu, lama terberdaya tipu muslihat
Fanatik seperti debu menempel pada kulit
Kala hujan yang mengundang kilat

Bekas kakimu sudah tak kelihatan
Telapak kesadaran semakin membentang
Di depan hanya fatamorgana kau dapatkan
Dengan mendongkak semakin dekat pada junjungan

Ada keraguan menatap sebelah kiri
Sementara kanan kau tak begitu yakin
Bijaklah dan terus berlaku adil pada kedua sisi
Seluruh Keraguan perlahan berguguran, lurus penuh keyakinan

Saat cahaya cinta menemukan tempat berlabuh
Salah dan benar tak kan lagi menjadi perusuh
Menikmati kemesraan yang tak lagi terusik
Seumpama jarak hanya sebatas berbisik

***

MhalikParilele

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun