Mohon tunggu...
Mena Oktariyana
Mena Oktariyana Mohon Tunggu... Penulis - a reader

nevermore

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Andre Rosiade, Menumpas Prostitusi atau Cari Sensasi?

11 Februari 2020   14:28 Diperbarui: 11 Februari 2020   14:32 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andre Rosiade via KOMPAS.com

Beberapa minggu ini ramai pemberitaan tentang penggerebekan seorang PSK berinisial NN yang dipelopori oleh seorang anggota dewan terhormat berinisial Andre Rosiade. Kata-kata "menggerebek" yang bertengger di setiap pemberitaan sungguh membuat geli diri saya sendiri. Negara ini entah dari kapan tahun selalu saja menggunakan cara-cara seperti penggerebekan untuk menumpas praktik prostitusi. Sungguh apa mereka tidak punya cara yang lebih cerdas dan efisien?

Cara tersebut justru diperparah oleh seorang anggota dewan "terhormat" yang namanya sudah saya sebutkan diatas. Sebenarnya dia ini adalah orang dengan pemikiran visioner. Dia memiliki misi mulia untuk menumpas kemaksiatan di tanah kelahirannya di kota Padang, supaya kota tersebut terhindar dari bencana alam yang menurutnya karena azab Tuhan.

Rasanya seluruh masyarakat Indonesia harus melakukan standing ovation untuknya. Sekarang saya sadar bahwa, ternyata menonton sinetron azab itu ada gunanya juga. Bahkan sampai memberikan pemikiran brilian untuk seorang Andre Rosiade.

Tidak ada yang salah jika dia berpendapat bencana alam adalah azab dari Tuhan. Tetapi rasanya terlalu naif jika hanya berlandaskan kepada azab saja. Kena banjir teriak azab, ada tanah longsor teriak azab, gempa bumi teriak azab, semuanya serba azab. Jangan-jangan kemunduran negara ini bagian dari azab juga.

Keberadaan Tuhan tidak melulu untuk memberikan azab kepada manusia. Terlebih lagi anggapan tersebut dengan entengnya diucapakan oleh politisi "terhormat" yang saya yakin beliau ini manusia berpendidikan yang ilmunya sampai luber-luber seperti air rendaman cucian Ibu saya. Saya menjadi prihatin kepada orang-orang yang siap sedia menerima mentah-mentah dan mendukung apapun yang diucapkan olehnya, terlebih menggunakan embel-embel agama.

Hal lain yang cukup menimbulkan pertanyaan bercabang di otak saya adalah, kenapa dia hanya menggerebek satu PSK saja? Kan tujuan beliau jelas sekali ingin "memberantas" kemaksiatan atau praktik-praktik prostitusi online. Harusnya dia mau konsisten untuk menggerebek atau menjebak PSK yang lain dan jauh lebih banyak di hari-hari berikutnya. Hal tersebut harusnya dilakukan supaya dia lebih greget dan menjiwai misinya tersebut. Hal yang lebih menguntungkan lagi adalah, dia bisa saja dinobatkan sebagai superhero spesialis "pemberantas prostitusi online". Luar biasa!

Alih-alih mendapat apresiasi masyarakat, Andre malah menyulut emosi netijen. Apa yang dia lakukan terkesan cari pamor dan panjat sosial. Sebagai anggota dewan, rasanya dia kurang kerjaan sampai-sampai harus repot-repot meminta polisi untuk menemaninya menjebak dan menggerebek seorang PSK. Lebih lucu lagi dia sampai harus mengupload video tersebut ke isntagram pribadinya.

Aksinya tersebut jelas melukai martabat seorang perempuan. Pekerja seks komersial juga seorang perempuan yang masih memiliki rasa malu dan harga diri. Terlepas baik atau buruk apa yang PSK tersebut lakukan, dia tetaplah warga negara yang harusnya diperhatikan dan dilindungi. Benar apa kata Gustika di akun twitternya, bahwa Andre ini harus menggunakan cara cerdas untuk menumpas praktik prostitusi.

Salah satunya dengan cara yang lebih sistemis dengan lebih memperhatikan para pekerja seks komersial dan memberi solusi untuk kehidupan yang lebih baik, bukan dengan mempermalukan dan menginjak-injak harga diri mereka di depan umum. Itu namanya mencari sensasi dengan cara terselubung.

Kita pasti memperhatikan bahwa masih ada bias gender dalam setiap penanganan kasus-kasus prostitusi di negara ini. Dimana-mana selalu saja para PSK yang disudutkan, dipermalukan, dan disalahkan sedangkan pelaku yang memesan jasanya diacuhkan seolah tidak melakukan hal yang salah.

Ini bukanlah hal baru dimana PSK tersebut yang selalu disorot dan dipermalukan, pengguna jasa mereka juga harusnya dipermalukan dan disudutkan supaya tidak ada bias gender dalam kasus seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun