Mohon tunggu...
Menhard Manangkot
Menhard Manangkot Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Bersyukur selalu dalam segala hal adalah cara terbaik agar merasa cukup dalam kehidupan. Karena hidup hanya anugerah saja dari Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ketika Berry Angriawan/Hardianto Menjadi "Spesialis Semifinalis"

27 April 2017   12:01 Diperbarui: 28 April 2017   10:00 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ganda Putra Bulutangkis Indonesia sejak dulu memang selalu menjadi momok bagi negara-negara lain dalam setiap turnamen bergengsi bulutangkis. Begitu banyak gelar juara dipersembahakan dari nomor ganda putra ini, termasuk meraih medali emas Olimpiade (1996,2000 dan 2008). Di awal tahun 2017, ganda putra kembali menunjukan jika nomor ini memang selalu menjadi andalan Indonesia dalam perburuan gelar di berbagai turnamen .Pasangan Marcus Gideon/Kevin Sukamuljo mencuri  perhatian dunia ketika berhasil meraih hattrick juara di turnamen berlevel Super Series/Primer, pasangan "The Minnion" (julukan Marcus/Kevin) menjadi juara di turnamen tertua bulutangkis, yakni All England disusul juara di India Open dan Malaysia Open. Laju kemenangan  pasangan "The Minnion" di turnamen level Super Series/Primer baru terhenti di Semifinal Singapura Open usai dihentikan pasangan senior Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen lewat pertarungan rubber game  (21-11, 11-21 dan 14-21).

Selain pasangan Marcus/Kevin, sebenarnya ada satu pasangan ganda putra yang telah mencuri perhatian diawal tahun, yakni ketika pasangan Berry Angriawan/Hardianto Hardianto menjadi juara Victor Far East Malaysia Masters 2017 (Malaysia Master), turnamen berlevel Grand Prix Gold, padahal mereka baru ditandemkan diawal tahun ini dan langsung juara di turnamen pertama yang diikuti. Turnamane berlevel Grand Prix Gold sendiri bisa dikatakan turnamen level 3 dalam bulutangkis, yang hanya kalah tingkat terhadap Olimpiade/Kejuaraan Dunia (kelas 1) dan Super Series/Primer (kelas 2). Memang sejumlah pemain top tidak ambil bagian di turnamen ini, tapi setidaknya pasangan ini diharapkan bakal meramaikan persaingan ganda putra bulutangkis dunia. 

Usai menjadi juara di Malaysia, pasangan Berry/Hardi kembali berlaga di turnamen Syed Modi International Badminton Championships 2017 (India Master/Grand Prix Gold), Kali ini pasangan Berry/Hardianto terhenti di Semifinal usai ditundukan pasangan Taiwan Lu Ching Yao/Yang Po Han (16-21, 17-21). Selepas itu pasangan ini kembali mengikuti Princess Sirivannavari Thailand Masters 2017 (Grand Prix Gold) dan lagi-lagi Berry/Hardi terhenti di Semifinal oleh lawan yang sama Lu Ching Yao/Yang Po Han dan skor kalahnya pun sama persis. Setelah tidak mengikuti turnamen All England, pasangan ini kembali di kirim  untuk mengikuti India Open Super Series, sayang mereka kalah di babak pertama dari pasangan Jepang yang merupakan  unggulan 2, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (13-21, 17-21). Berry/Hardi kembali turun Singapura Open Super Series setelah absen di Malaysia Open, pasangan ini tampil memukau saat mengalahkan pasangan V Shem Goh/ Wee Kiong Tan unggulan 2  dari Malaysia di babak Perempat-final. Sayang di Semfinal Berry/Hardi harus mengakui keunggulan finalis All England 2017 dari China, yakni Li Junhui/Liu Yuchen (21-15, 10-21 dan 16-21). Usai Singapura Open pasangan ini kembali terbang ke China untuk mengikuti China Master 2017 (Grand Prix Gold). Pasangan ini tampil baik, termasuk saat mengalahkan unggulan 2 Huang Kaixiang /Wang Yilyu dari China di 8 besar. Namun, Berry/Hardianto kembali harus pulang dengan kekalahan di babak Semifinal. Kali ini mereka ditaklukan pasangan Jepang Takuto Inoue/Yuki Kaneko (9-21, 13 21)

Melihat hasil yang didapat pasangan Berry/Hardianto di tahun ini (Berry/Hardi tidak ambil bagian di Badminton Asia Championships 2017), mereka selalu identik dengan semifinal. betapa tidak, dari 6 (enam) turnamen yang diikuti  hingga April ini, 4 (empat) diantaranya berakhir di babak semifinal ( 1 juara, 1 babak pertama). Meskipun demikian, sebenarnya hasil yang diraih pasangan ini cukup memuaskan untuk kategori pasangan baru. Walaupun baru diduetkan diawal tahun 2017, namun mereka sudah menembus ranking 34 dunia (Ranking BWF per 27 April 2017) dalam kurun waktu 4 bulan dan baru 6 (enam) turnamen yang diikuti, tentu saja suatu pencapain yang luar biasa. Tetapi yang harus diingat dan diperhatikan, Berry/Hardianto harus lebih fokus untuk mengikuti turnamen-turnamen selanjutnya yang lebih besar dan lebih sengit persaingannya. Masalah kosentrasi sehingga tidak melakukan kesalahan sendiri merupakan salah satu yang menjadi perhatian sehingga harus diperhatikan khusus. "Berry/Hardi terlalu banyak melakukan unforced errors. Bola-bola di depan net juga kalah, jadi selalu tertekan. Pertahanan juga kurang baik," ujar Aryono Miranat Asisten pelatih ganda putra nasional yang mendampingi Berry/Hardi di China Master 2017.

Berry/Hardi tentu memiliki prospek untuk memenangkan sejumlah turnamen, sehingga capaian yang diraih saat ini bisa membuat suatu batu loncatan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, sehingga makin menambah daftar pasangan ganda putra Indonesia yang ditakuti oleh dunia.  Pasangan yang terkesan "spesialis semifinal" ini, kiranya dapat berubah menjadi spesialis juara untuk setiap turnamen yang dimiliki, sehingga ganda putra Indonesia tidak hanya bergantung pada pasangan Marcus/Kevin saja dalam perburuan gelar juara diberbagai event turnamen kelas dunia bulutangkis, semoga

Maju terus bulutangkis Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun