Mohon tunggu...
Ady Hisyam
Ady Hisyam Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Salam Mewalan Arus Dari Ketidak Adilan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masturbasi

28 Juli 2013   14:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:55 2457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah budaya liberal yang semakin mencengkram sistem pergaulan manusia dewasa ini, sehingga banyak aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau wanita yang hampir atau bahkan melanggar norma yang ada, hingga melanggar ajaran agama.

Memasukkan Jari Tangan ke dalam Vagina. Rangsangan seksual yang datang bertubi-tubi seperti tak terbendung lagi mulai dari kehidupan nyata hingga pada media cetak dan media on line membuat seseorang rentan untuk hanyut untuk melakukan kemaksiatan. Naluri melanjutkan keturunan, yang perwujudannya adalah menyukai lawan jenis adalah sebuah keniscayaan bagi ummat manusia. Wanita menyukai pria dan begitu pula dengan pria secara normal pasti akan menyukai wanita. Dengan ini pula, kehidupan manusia sampai hari ini dapat terus berlanjut.

Budaya hedonisme, pergaulan bebas, hingga kepada free seks sudah bukan lagi sesuatu yang tabu apalagi menjadi bahan cemoohan orang pada masa kini. Tetapi, kita juga tidak boleh mengambil ini sebagai gaya hidup karena sudah jelas ini adalah gaya hidup yang mendekati kepada gaya hidup bianatang. Memang angka-angka seperti ini tiap tahun kian meningkat, tapi di balik itu juga ada persoalan sepele yang sering dilakukan oleh wanita pada umumnya akibat rangsangan seksual yang sangat hebat dari luar dirinya. Sehingga hal ini memicu wanita cenderung melakukan keburukan, memainkan atau melakukan permainan vaginal atau yang disebut dengan masturbasi hingga pada sesuatu yang sangat mengkhawatirkan pergaulan bebas, seks bebas, pemerkosaan, dan sebagainya yang biasanya diberi dalih suka sama suka. Baca juga artikel saya yang berjudul "Warning.... Efek Buruk Masturbasi"

Ada yang mungkin bertanya...?

Apakah masih disebut perawan jika seorang wanita memasukkan jari tangannya ke dalam vagina .....? Apakah kalau memasukkan tangan ke dalam vagina kemudian tidak membuat selaput dara (hymen) sampai robek apakah ini juga bisa dikategorikan sebagai perawan...?

Pada dasarnya, keperawanan dengan keutuhan selaput dara memang tidak harus selalu berkaitan. Ketidak utuhan tersebut tidak hanya dikarenakan hubungan badan saja, tetapi bisa dikarenakan kecelakanaan, terjatuh, gerak fisik yang berlebihan seperti olah raga, berkuda, bersepeda dan sebagainya.

Selaput ini dapat terkoyak bila tubuh di regangkan secara berlebihan. Selaput dara yang tidak utuh bukan merupakan indikasi pasti pernah melakukan hubungan seks.

Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi, menjelaskan (Kompas Cyber Media, 10 Maret 2004): Perawan tidaknya seorang wanita bukan ditentukan oleh utuh tidaknya selaput dara, melainkan oleh pernah tidaknya melakukan hubungan seksual. Artinya, wanita yang telah melakukan hubungan seksual disebut tidak perawan. Di pihak lain, wanita yang tidak pernah melakukan hubungan seksual tetapi selaput daranya robek karena melakukan masturbasi dengan memasukkan benda padat ke dalam vagina, tetap disebut perawan. Yang dimaksud dengan hubungan seksual itu adalah masuknya alat kelamin pria ke alat kelamin wanita.

Jadi, masuknya jari-jari ke vagina itu tidak menghilangkan keperawanan. Tetapi, yang menjadi point terpenting di sini juga bahwa memasukkan jari tangan ke dalam vagina secara sengaja termasuk kategori melakukan masturbasi. Baca juga artikel saya yang berjudul "Warning.... Efek Buruk Masturbasi". Masturbasi dalam hal ini oleh jumhur Ulama memberikan status hukum sebagai perbuatan yang terlarang atau diharamkan.

Fakta di lapangan memang kita dapat indera, bahwa munculnya perbuatan-perbuatan nista yang dilakukan oleh manusia khususnya wanita yang melakukan masturbasi akibat dari sistem pergaulan kita yang sudah amburadul, tidak ada pemisahan yang jelas antara pria dan wanita bahkan yang lebih parah seakan pemerintah 'memfasilitasi' rakyatnya untuk melakukan kemaksiatan. Buktinya, hiburan malam tetap dibuka dengan alasan ekonomi.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun