Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bagaimana Sesuatu Bisa Mewabah?

28 Januari 2020   08:55 Diperbarui: 28 Januari 2020   08:59 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku The Tipping Point karya Malcolm Gladwell (dokumentasi pribadi)

Adakah dari teman-teman yang mengikuti berita-berita tentang 2019N Coronavirus? Virus yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China dan kini, dalam hitungan hari, sudah merebak ke sejumlah negara di dunia. Aku rasa, semua orang sedang was-was apakah virus ini akan menjangkit wilayah mereka atau tidak.

Yang kemudian aku pikirkan, bagaimana teknologi betul-betul menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, teknologi mendekatkan semua orang dengan dunia. Kita bisa bepergian ke mana pun kita mau. Di sisi lain, teknologi mengantarkan sebuah wabah di satu daerah ke belahan dunia lain.

Menyeramkan ya?

Menurut buku The Tipping Point yang ditulis oleh Malcolm Gladwell, suatu penyakit mempunyai lebih dari satu cara untuk tiba-tiba berubah menjadi epidemi. Ada 3 unsur yang dimiliki oleh sebuah epidemi: orang yang bertindak sebagai agen penginfeksi, agen penginfeksi itu sendiri, dan lingkungan tempat beroperasinya agen penginfeksi.

Nah, dari unsur-unsur tersebut, Gladwell kemudian menyimpulkan 3 teori yang bisa menyebabkan sesuatu menjadi epidemi. Atau dalam buku ini disebut mencapai the tipping point. Bukan hanya tentang penyakit. Unsur-unsur ini bisa digunakan untuk menyebarkan ide, perilaku, pesan, dan produk. Ketiga unsur perubahan tersebut adalah hukum tentang yang sedikit, faktor kelekatan, dan kekuatan konteks.

Hukum tentang yang sedikit membicarakan tentang orang yang bertindak sebagai agen penginfeksi. Dalam buku ini, diceritakan bahwa epidemi penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS dan gonore disebarkan oleh sedikit orang yang berhasil menginfeksi banyak orang. Orang-orang yang menggerakkan epidemi ini, baik penyakit maupun epidemi sosial, adalah mereka yang memiliki kelebihan dalam hal bergaul, semangat hidup, dan keterampilan mempengaruhi orang lain.

Faktor kelekatan adalah tentang virus atau agen penginfeksi itu sendiri. Buku ini bercerita bagaimana flu dan HIV/AIDS ketika masa awal ditemukan tidak langsung seganas sekarang. Pada tahun 1950-an, HIV memang menular sama seperti sekarang. Namun virusnya lemah. Banyak orang terinfeksi yang bisa mengalahkannya, bahkan anak kecil, dan sembuh total.

Mulai tahun 1980-an, epidemi HIV/AIDS berubah menjadi dramatis. Virusnya jauh lebih mematikan. Begitu terinfeksi, akan sulit sembuh secara total. Yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan kualitas hidup dengan meminum obat selamanya.

Dalam bahasan kekuatan konteks, Gladwell menjelaskan tentang situasi dan kondisi yang mendukung proses terjadinya epidemi. Lingkungan, musim, kondisi sosial budaya orang-orang, dan hal-hal semacamnya.

Buku ini lebih banyak menuliskan tentang kejadian-kejadian yang dianalisis oleh Gladwell sebagai 'epidemi'. Tidak melulu soal penyakit menular. Gladwell banyak menulis tentang bisnis-bisnis yang sedang tren seperti program TV edukasi dan sepatu Hush Puppies. Bukan hanya tentang bisnis. Namun tentang kampanye-kampanye positif lainnya seperti kampanye vaksin serta kesadaran terhadap diabetes dan kanker payudara.

Yang menariknya, buku ini juga membahas hal-hal seperti kriminal dan bunuh diri. Sebuah studi kasus di buku ini membahas tentang upaya menemukan rokok yang tidak melekat. Dengan mengetahui bagaimana sebuah hal menjadi epidemi dan populer, kita bisa mencegah hal-hal buruk menjadi populer. Minimal, hal-hal buruk ini tidak berakibat serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun