Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stafsus Milenial dan Cerita tentang Keberuntungan Bill Gates

24 November 2019   13:51 Diperbarui: 24 November 2019   13:47 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bab 2 buku "Outliers" karya Malcolm Gladwell (dokumentasi pribadi)

Semalam, sambil menunggu acara pengajian peringatan Maulid Nabi Muhammad di musala sebelah rumah yang terlambat mulai, aku mengikuti perdebatan salah seorang staf khusus milenial kepresidenan dengan seseorang. Pembahasannya soal privilege (adakah yang sudah bosan dengan topik ini?). Entah dari mana mulainya, seseorang ini berkicau tentang privilege yang dimiliki oleh stafsus. Salah satu stafsus ini kemudian membalas kicauan itu dan berkata bahwa dia bukan orang yang punya privilege karena dia adalah anak orang miskin.

Seseorang ini kemudian menjelaskan bahwa privilege itu bukan hanya diperoleh dari turunan keluarga. Orang-orang yang berkesempatan mendapat beasiswa sekolah di luar negeri merupakan pintu menuju privilege. Stafsus tadi kemudian berkata bahwa dia bekerja sangat keras untuk bisa mendapatkan beasiswa sekolah sehingga dia menolak untuk disebut memiliki privilege. Itu adalah hasil dari kerja kerasnya.

Sampai tadi pagi, nampaknya belum ada kesepakatan kata antara stafsus ini dengan seseorang tadi. Seseorang tadi berkata bahwa semua kesempatan yang didapat oleh stafsus adalah privilege. Sedangkan stafsus berkata bahwa kesempatan itu terbuka untuk semua orang dan bukan hanya dia.

Sepertinya, ini saat yang tepat untuk aku bercerita bab 2 dari buku Outliers karya Malcolm Gladwell. Cerita tentang bab 1 nya, sudah aku tulis di artikel ini yah.

Bab 2 ini berjudul "Kaidah 10.000 Jam". Apa tulisannya? Intinya, orang yang menjadi terbaik berlatih lebih sering daripada orang lain. Sebuah penelitian psikologi mengatakan bahwa ada jumlah minimum latihan mengemuka berulang kali untuk seseorang bisa memperoleh keahlian dalam sebuah bidang. Angka ajaib yang mereka yakini agar seseorang menjadi seorang ahli adalah sepuluh ribu jam.

Angka 10 ribu ini berlaku umum. Untuk pemusik, pemain olahraga, pecatur, penulis novel, dan apapun itu angka 10 ribu ini selalu muncul berulang kali. Latihan, bukan hal yang dilakukan setelah kita menjadi hebat. Latihan selama 10 ribu jam inilah yang membuat kita menjadi hebat. Bagaimana orang-orang hebat mendapatkan 10 ribu jamnya?

Di sini, salah satu yang dibahas oleh Gladwell adalah bagaimana Bill Gates mendapatkan kesuksesannya. Secara garis besar, Bill Gates adalah seorang jenius matematika yang menemukan pemrograman komputer. Dia keluar dari Harvard dan mendirikan Microsoft. Dengan mengandalkan kegeniusan, ambisi, dan keberaniannya, dia dan teman-temannya membangun raksasa perangkat lunak kelas dunia. Apakah semua orang bisa seperti dia?

Mari kita mundur ke belakang. Ayah Bill Gates adalah seorang pengacara kaya raya. Ketika Bill Gates kelas 7, ayahnya mengeluarkan dia dari sekolah negeri dan mengirimkannya ke Lakeside, sebuah sekolah swasta yang berisi anak-anak keluarga kaya di Seattle. Di pertengahan tahun kedua Gates di Lakeside, sekolah itu mendirikan sebuah klub komputer.

Sejak itu, Gates hidup di dalam ruangan komputer itu dan memulai 10.000 jamnya bersama komputer. Para orangtua murid memberikan dana yang banyak untuk klub tersebut. Kemudian seorang pendiri perusahaan Computer Center Corporation (CCubed) menawari klub komputer tersebut untuk menguji program perangkat lunak perusahaan tersebut. Lalu sebuah kelompok bernama ISI (Information Science Inc) meminta mereka mengerjakan sepotong perangkat lunak. Sehingga lulus SMA, Gates sudah memenuhi 10.000 jamnya dan menjadi ahli di bidangnya.

Berapa banyak orang yang mendapat kesempatan seperti Bill Gates? Sepertinya tidak banyak, ya. Bill Gates sendiri mengaku bahwa tidak banyak remaja yang memiliki pengalaman seperti dirinya. Dia memiliki pengalaman yang lebih baik dalam pengembangan perangkat lunak di usia muda dibanding orang lain. Pengakuan yang menyenangkan tanpa disertai dengan cibiran atau omong kosong bahwa orang lain harus berusaha lebih keras untuk bisa seperti dirinya.

Dalam wawancara di buku itu, Bill Gates mengatakan bahwa dia adalah orang yang benar-benar beruntung. Bill Gates tentu saja brilian. Dia adalah wirausahawan yang hebat. Dia jelas bekerja keras untuk memenuhi 10.000 jamnya. Namun dia sadar bahwa apa yang diraihnya sekarang adalah karena keberuntungannya bersekolah di Lakeside pada 1968. Tanpa itu, mungkin dia punya cerita hidup yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun