Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rum Tanpa Alkohol dalam Kopi Kekinian

10 Juli 2019   13:55 Diperbarui: 10 Juli 2019   14:06 10619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kopi dari: getdiskon.com

Aku sebetulnya bukan penikmat kopi. Aku jauh lebih suka teh terutama teh hijau dari Gokana dan teh tawar yang dijual di warteg (mereka pakai teh merk apa, sih, kok rasanya bisa seger banget?). Cuman, di dekat tempat tinggalku saat ini berdiri beberapa kedai kopi dengan berbagai variasi minumannya. Salah satu menu yang menarik perhatianku adalah kopi rum (ada yang dibilang tanpa alkohol, ada juga yang tidak mencantumkan keterangan apa-apa).

Aku kemudian googling tentang rum ini. Rum adalah fermentasi dari tetesan tebu. Tetesan tebu difermentasi dengan ragi, kemudian disuling, lalu dibakar. Kandungan alkohol dari cairan ini sekitar 38% sehingga di Indonesia, dia masuk minuman keras golongan C.

Berarti kopi rum itu, untuk aku yang muslim, adalah haram. Namun bagaimana dengan kopi rum tanpa alkohol?

Nah, itu yang kemudian menjadi perdebatan di media sosial. Ada yang bilang itu haram karena menyerupai dengan khamr asli. Kita tidak boleh minum atau makan sesuatu yang menyerupai makanan/ minuman haram, right?

Ada juga yang bilang itu boleh (boleh ya, bukan halal) karena kan tidak mengandung alkohol dan tidak memabukkan. Aku kemudian jadi penasaran dengan rum sintesis ini. Terbuat dari apakah dia? Apakah dia benar-benar tanpa alkohol?

Dari yang aku dapat di justapinch.com, rum sintesis itu dibuat dari bahan-bahan perasa buatan (aku tiba-tiba teringat pada Novel Fantasi Serial Bliss Bakery yang bercerita tentang produk konsumsi bukan makanan). Rasanya tidak sekompleks rum alami, lebih ringan, dan harganya lebih murah. Namun dia tidak tanpa alkohol sama sekali.

Meskipun penjual mengklaim bahwa rum atau produk rum-nya tanpa alkohol, suatu rum pasti mengandung alkohol walaupun sangat sedikit. Nyatanya, kedai kopi kekinian yang memiliki menu kopi rum tidak mendapat sertifikat halal dari MUI, kan?

Aku ingat pernah membaca tulisan Cak Nun tentang label halal ini. Entah di bukunya yang mana. Gini lho, kita ini di Indonesia, terutama di pulau Jawa, sebagian besar penduduknya adalah muslim. Tidak semua kedai makanan dan minuman memiliki sertifikat halal memang. Jadi ada baiknya, untuk makanan atau minuman yang mengandung barang-barang yang enggak halal, berikanlah keterangan: "minuman ini mengandung rum yang ada alkoholnya. Buat yang punya pantangan minum-minuman beralkohol mohon perhatiannya".

Lah, itu mah pembeli yang mesti jeli, donk.

Pembeli punya porsinya sendiri, Sayang. Kita sekarang sedang membicarakan penjual. Seperti media yang suka memberi judul yang clickbait dalam artikelnya. Pembaca memang harus teliti membaca, tapi kalian juga jengkel dengan media, kan?

Kalau penjualnya nggak tahu apakah itu halal atau haram gimana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun