Mohon tunggu...
Mutiara Me
Mutiara Me Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya

Belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salam yang Tak Terduga

21 Mei 2017   12:01 Diperbarui: 21 Mei 2017   13:34 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/ pinterest.com

  

Di suatu hari di keremangan malam. Aku keluar dari gedung kampus, capek dan ngantuk. Melewati jalan kecil di sisi gedung yang gelap, sendiri. Dari kejauhan terlihat seorang perempuan berjalan dari arah yang berlawanan di bawah remang cahaya rembulan. Rambutnya panjang, perutnya ngga bolong, dan kakinya jelas terlihat menginjak tanah. Alhamdulillah bukan Suzanna.

Sekilas kulihat, sepertinya orang Jepang dan aku ngga kenal. Ya sudah, seperti orang Jepang kebanyakan, aku menunduk dan agak minggir sambil memikirkan rencana2 utk esok hari.

Tiba-tiba tak disangka, saat berpapasan ia menyapa: "Assalamualaikum." Kaget! Langkahku terhenti. Jarang banget orang Jepang menyapa orang yang ngga dikenal, apalagi larut malam begini.. lalu kujawab salamnya, "Waalaikumsalam," sambil kuperhatikan lagi wajahnya. Iya orang Jepang dan aku kayanya ngga kenal. Dia tersenyum, sambil tetap berlalu. Aku jadi ikut tersenyum dan terus tersenyum di sepanjang perjalanan pulang naik kereta malam itu. 

Hari gini biasanya saat di tempat umum orang sudah jarang bertegur sapa, jangankan memang ngga kenal, yang kenal aja sudah jarang. Mereka sering lebih asik memainkan hape dan lebih suka berinteraksi dengan manusia di alam virtual, meskipun jjuga sedang bersama seseorang yang secara fisik hadir di sampingnya.

Banyak yang kadang lupa bagaimana rasanya menarik otot-otot wajah dan tersenyum. Lupa dan kikuk saat harus beradu pandang dengan manusia nyata. Sejak hampir semua orang pegang hape dan internet, interaksi sosial seolah begitu saja dapat tergantikan oleh emoticon dan jempol. Padahal senyum itu menular parah, dan hawa positifnya merasuk hingga ke jiwa :) sehingga tentu tidak bisa digantikan oleh smile emoji.

Malam itu aku 'disentil' bahwa masih ada orang yang mau 'hidup' di dunia nyata dan kita jangan lelah menyapa orang untuk menebarkan radiasi positif, meski kenal ataupun ngga. Makasihh siapapun kamu yang sudah memberikan senyum yang tak terduga, dan salam doa yang bermakna: "semoga keselamatan dan rahmat Allah SWT, serta keberkahan-Nya terlimpah kepadamu." Ini bikinku hepi dan hilang lelah kala itu tergantikan dengan senyuman yang terpancar sepanjang perjalanan pulang :)

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sendiri pernah bersabda, "Maukah aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian. "[HR Muslim dari Abi Hurairah]

We never know how much we could affect others, from only one smile, one greeting for someone we don't even know. Let's radiate more positive vibes to the world.

Mutiara

hanya ingin berbagi pengalaman pribadi di hari minggu yang cerah ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun