Mohon tunggu...
Mutiara Me
Mutiara Me Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya

Belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyikapi Perbedaan Lintas Usia: Iri Wajar, Galau Jangan

20 Maret 2017   10:41 Diperbarui: 21 Maret 2017   04:02 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 40an melihat 30an

Ada terbersit rasa iri, karena di usia 40an seolah tidak bisa lagi merubah nasib. Sementara jaman dulu saat mereka masih muda, kesempatan belum ada, baik itu karena keadaan politik, ekonomi ataupun karena belum gencarnya globalisasi, perkembangan komunikasi, teknologi, dan segala kemodernan untuk bisa bebas berkarya. Rasa iri itu biasanya jatuh ke mereka yang 10 tahun lebih muda dari mereka, bukan yang 20 tahun di bawahnya. Karena yang terdekat beda usianya masih dirasakan sebagai "pesaing", sementara yang terpaut 20 tahun lebih seperti anak yang memang harus lebih. maju dari seniornya.

30an melihat 20an

Ada terbersit rasa iri, karena di usia 30an, prioritas utama masih membangun keluarga, dengan kondisi saat ini banyak kesempatan ke luar negeri untuk sekolah ataupun kerja, generasi yang saat ini berusia 30an banyak merasa tak bisa bergerak dibandingkan mereka generasi 20an, yang sedang dalam masa mekar-mekarnya. Meskipun banyak juga generasi usia 30an ini yang termasuk lebih beruntung dari seniornya karena paling tidak mereka masih bisa merasakan harumnya pesona globalisasi lewat berbagai kesempatan studi ke luar negeri. Namun mereka mengakui kalau kecepatan berpikir dan gesitnya tidak bisa secemerlang saat mereka 20an, ditambah lagi mereka si 30an banyak yang sudah menggendong buah hati.

20an melihat 30an

Generasi usia 20an saat ini adalah the rising star! Bagaimana tidak, dengan makin majunya negara ini ditambah kesempatan beasiswa dari dalam dan luar negeri yang terbuka lebar, smartphone dengan akses internet 24 jam, wifi yang tersedia dimana-mana dari tukang tambal ban hingga hotel berbintang, teknologi yang semakin pesat memungkinkan wawancara studi di Inggris hanya via Skype, tiket pesawat ke segala belahan bumi yang semakin terjangkau dengan banyaknya pilihan maskapai... kemewahan dunia yang tidak dirasakan oleh generasi sebelumnya pada usia 20an. Usia premium manusia dalam hidup.

Mereka yang berusia 20an cenderung melihat senior 30an sebagai generasi yang ambisius, dengan 'keterbatasan' nya seperti keluarga dan karir, mereka nekat bersaing dengan generasi 20an. Generasi 30an memang lebih mature dari mereka, namun belum matang dan stabil. Sering mereka ingin dihormati namun sikapnya masih belum mencerminkan kedewasaan, seperti belum bisa move on dari 20an. Belum keluar wisdomnya. Sementara si usia 20an merasa ini jaman kami, harusnya kami dibimbing dengan pengalaman si 30an, jangan mereka lagi yang jadi super star... gantian lah. 

30an melihat 40an

Generasi usia 30 an melihat 40an sebagai orang yang senior dan banyak pengalaman. Namun mereka melihat generasi 40an sering menunjukkan sikap iri terhadap si 30an. Mereka cenderung tidak mau atau menghindari mengakui keberhasilan generasi 30an. Mostly, tapi tidak semua tentunya. Namun generasi 40an terlihat sangat memberikan penghargaan terhadap generasi 20an atas pencapaian-pencapaiannya. Generasi 30an menangkap kesan iri di sini.

40an melihat 20an

Ada rasa iri, namun jauh lebih sedikit daripada ke 30an, karena jarak usia yang relatif jauh. 40an melihat pencapaian 20an sebagai suatu prestasi yang wajib diapresiasi karena mereka melihat generasi muda yang hebat menjadi patron untuk anak-anaknya kelak. Toh mereka juga tidak mungkin 'bersaing' dengan si 20an yang jelas masih kinyis-kinyis, sehat, bugar dan dengan jiwa yang menggelora. Sementara usia 40an sering sudah mulai merasakan keluhan-keluhan kesehatan. Di sini lah mereka merasa iri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun