[caption id="attachment_324566" align="aligncenter" width="500" caption="Jokowi-JK, Pres-Wapres ideal 2014-2015. Gambar: Kanalsatu.com"][/caption]
Sudah lama rakyat memimpikan Indonesia menjadi negara baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur. Modal untuk mencapainya sudah tersedia, bahkan berlimpah, karena Allah SWT menganugerahkan kepada bangsa ini kekayaan pada semua aspek yang tidak didapatkan oleh negara lain. Tapi sayang, para pengelola, tepatnya penguasa, negeri ini selama ini tidak memanfaatkan semua kekayaan itu untuk mencapai mimpi di atas; tetapi, mereka justru mengeruk kekayaan Indonesia untuk diri, keluarga dan kelompoknya. Rakyatpun gigit jari.
Pemandangan yang disaksikan oleh rakyat setiap hari adalah muka-muka para elit penguasa yang bergelimang harta dengan gaya hidup yang hedonistik. Mobil mewah, pakaian mahal rumah megah dan sejenisnya adalah "tauladan" justru yang terus ditunjukkan kepada rakyat.
Meski hidupnya Senin-Kamis, rakyat (untung) tetap memelihara mimpi mereka; mengharap bahwa suatu saat datang pemimpin yang sederhana, bersahaja, dekat dengan rakyat dan sudi berbaur untuk menyentuh kulit mereka yang dekit terselimuti debu penderitaan hidup mereka. Rakyat terus memimpikan pemimpin yang tidak lagi meneriakkan slogan-slogan anti korupsi, tetapi kenyataannya justru menjadi biang korupsi; rakyat terus berharap datangnya pemimpin yang lebih banyak kerja, kerja, dan kerja daripada duduk dan banyak omong di belakan meja.
Jokowi-JK yang baru dideklarasikan untuk maju menjadi Capres dan Cawapres periode 2015-2019 bisa jadi adalah jawaban dari mimpi, harapan dan do'a yang terus dipanjatkan oleh segenap rakyat yang tiada henti.
Pasangan Jokowi-JK sangat mendekati kriteria yang sudah secara sederhana dirumuskan oleh rakyat, yaitu; pemimpin yang Jujur, Adil, Sederhana dan Berintegritas. Sulit rasanya untuk mengorek-ngorek sisi buruk dari dua figur ini, kecuali memang bila kita memaksa mencari-cari dan memanipulasi fakta. Kalaupun ada sekelompok orang yang terus melontarkan fitnah dan balck campaign terhadap mereka, terutama terhadap Jokowi, itu semua lebih karena mereka sedang sangat galau dan frustrasi setelah tidak mendapatkan celah yang negatif untuk digoreng menjadi isu yang mampu mendegradasi nama baik Jokowi.
Secara sederhana, sekarang rakyat sudah mendapatkan pilihan yang jelas untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka; pasangan Jokowi-JK adalah anugerah yang dilimpahkan oleh Allah SWT untuk melengkapi anugerah-anugerah lainnya bagi bangsa ini. Sekarang tinggal kita, rakyat Indonesia; memanfaatkan anugerah tersebut atau mengabaikannya. Ikhtiar terwujudnya semua mimpi yang terangkum dalam Baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur terhadap negeri ini ada di tangan rakyat, di tangan kita semua.
