Mohon tunggu...
yusuf bachtiar
yusuf bachtiar Mohon Tunggu... -

SELALU TERUS BERUSAHA UNTUK MENG-UPDATE DIRI ......, KARENA MASIH FAKIR PENGETAHUAN

Selanjutnya

Tutup

Politik

Orde Lama, Orde Baru, Era Reformasi, Setelah Itu..?

20 Februari 2010   20:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49 23325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fase perjalanan bangsa ini sudah cukup panjang, meski tidak sepanjang masa kolonial. Pasca proklamasi 17 Agustus 1945 adalah masa pembentukan pilar-pilar pemerintahan revolusioner yang kemudian dikenal sebagai Orde lama.

Masa orde lama merupakan masa revolusioner, dibawah komando Bung Karno telah mengikrarkan suatu wilayah dari Sabang sampai Merauke dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstelasi politik dalam negeri yang begitu cepat berubah tidak menggoyahkan Bung Karno sebagai Pemimpin Besar Revolusi. Pada percaturan politik luar negeri, Bung Karno telah berhasil menjadi kampium dunia yang disegani oleh kawan maupun lawan. Gerakan Non Blok dan Konferensi Asia - Afrika adalah salah satu bukti keperkasaannya dalam percaturan politik internasional. Kekuasaan Bung Karno berakhir pasca diterbitkannya Supersemar (yang penuh dengan kontraversi), dengan dilantiknya Jendral Suharto sebagai Presiden RI ke 2 oleh MPRS pada tanggal 27 Maret 1968.

Perjalanan orde baru dimulai, awal pemerintahan orde baru banyak membawa perubahan kearah perbaikan perekonomian rakyat setelah hampir bangkrut akibat kebijakan revolusioner orde lama. Namun, seiring dengan itu cengkraman kekuasaan Suharto perlahan-lahan mulai menggenggam semua lini kehidupan bernegara. Azas tunggal Pancasila, penyederhanaan jumlah partai politik hingga mendoktrinisasi semua lembaga lembaga negara dibawah panji-panji cendana.

Kekuasaan orde baru yang hampir absolut itu, juga dikelilingi oleh kroni-kroni yang menebarkan virus-virus korupsi. Terpusatnya komando dibawah kendali keluarga cendana menciptakan jurang perbedaan semakin jauh, marginalisasi rakyat telah melahirkan sikap kebencian dan anti suharto. Namun, dengan kekuatan senjata Orde Baru menumpas setiap gerakan perlawanan yang kemudian disebut sebagai GPK (Gerakan Pengacau Keamanan).

Akumulasi kebencian dan anti suharto bersinergi dengan krisis global yang juga sampai di tanah air, telah meluluhkan Pondasi perekonomian Orde Baru yang rapuh akibat praktek KKN-nya. Sinyal runtuhnya orde baru ditandai dengan wafatnya Tien Suharto yang dikenal sebagai inspiratornya Orde Baru. Kebijakan menaikan harga bbm telah menimbulkan aksi demonstrasi mahasiswa di tanah air, peristiwa Semanggi yang menewaskan beberapa mahasiswa Trisakti telah mengubah arah tuntutan para demonstran yang awalnya menuntut penurunan harga bbm menjadi turunnya Suharto.

Aksi demontrasi mahasiswa telah bermetamorfosis menjadi gerakan reformasi, suharto sudah tidak mampu lagi menahan gerakan yang dimotori mahasiswa dan mendapat dukungan semua komponen bangsa. Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998 Suharto menyatakan mengundurkan diri dan digantikan oleh Wakil Presiden Habibie sebagai Presiden RI ke 3.

Euforia reformasi telah membawa perubahan besar dalam tatanan hidup bernegara, pintu kebebasan terbuka lebar bahkan nyaris ditanggalkan. Peraturan yang represif peninggalan orde baru segera dibatalkan/diubah, sendi-sendi kehidupan berbangsa yang dulu terbelenggu kini pun terlepas bebas hampir tak berbatas hingga Timor-Timur pun terlepas dari wilayah NKRI.

Pembatasan masa jabatan presiden, dengan diamandemennya UUD 1945 merupakan langkah awal perjalanan Era reformasi. Dilanjutkan dengan diterapkannya otonomi daerah yang telah melahirkan raja-raja kecil di daerah, dan dengan alasan menggali pendapatan asli daerah telah terjadi praktek perampokan potensi sumber daya alam daerah. Pemekaran wilayah ibarat pembagian kekuasaan bagi para elit daerah, pelaksanaan Pilkada pun tidak lebih sebagai upaya untuk mencari dukungan para elit berkuasa.

Setelah pembatasan masa jabatan Presiden, apa manfaatnya untuk rakyat? Setelah otonomi daerah diimplementasikan, apa yang diperoleh rakyat? Setelah Pemekaran wilayah (pembentukan daerah otonomi baru), apakah pelayanan publik dan fasilitas sosial bertambah baik? Setelah pilkada dilaksanakan disejumlah daerah, apakah rakyat pemilih telah mendapat hasil?

Sebagai warga bangsa yang menginginkan suatu keadaan sesuai cita-cita luhir bangsa ini, yakni : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka, membaca sejarah masa orde lama, mengalami masa orde baru, mengikuti era reformasi, setelah itu....? (mungkinkah akan terjadi revolusi) Bagaimana pendapat pembaca?

Cibitung, 21 Pebruari 2010/03.15.WIB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun