Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kampung Jambangan Surabaya jadi Objek Wisata Apik!

14 April 2013   19:59 Diperbarui: 27 Juli 2016   22:21 4424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13659441461198861469

[caption id="attachment_254729" align="aligncenter" width="416" caption="Papan nama Kampung Wisata Jambangan Surabaya"][/caption] 

Ada perkampungan di Surabaya yang terkenal sampai ke mancanegara karena tokoh dan warganya berhasil menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman. Kampung yang bernama Jambangan itu kini menjadi daerah tujuan wisata. Kampung Wisata Jambangan terletak di Desa Jambangan, Kecamatan karah - Surabaya. 

Memasuki kampung wisata Jambangan Anda akan dihadapkan dengan suasana bersih dan asri. Udara di sekitar terasa segar karena hijaunya tanaman di perkampungan ini. Setiap rumah di halaman depannya terdapat pot-pot tanaman hias. Tampak hijau, sehat dan Beraneka jenis pepohonan besar, perdu bahkan beragam tanaman hias dalam pot tertata rapi di depan rumah dan menghiasi setiap gang-gang yang ada di kawasan Kampung Jambangan. 

Tokoh dan warga kampung ini selama puluhan tahun dengan kesadaran penuh berhasil mengelolah sampah rumah tangga mereka. Di setiap RT di tempatkan depo-depo sampah. Tukang sampah memilah-milah sampah dan mengelompokkannya ke dalam bak penampungan. Ada bak yang berisi sampah-sampah kering. Bak yang lain berisi sampah basah. Sampah kering yang berupa kardus atau plastik untuk selanjutnya dikirim ke bank sampah. 

Seperti layaknya bank-bank umum lainnya. Setiap warga yang mengirimkan sampah keringnya akan dicatat oleh seorang petugas, berapa kilogram sampah yang disetorkan ke bank sampah tersebut. Truk pengangkut sampah kering setiap kurun waktu tertentu akan mendatangi bank sampah dan membawanya ke tempat pengepul untuk kemudian ditimbang. Dari sampah kering yang dijual ke pengepul, warga (nasabah bank sampah) akan menerima sejumlah rupiah. Kemudian petugas bank membagikan keuntungan ini kepada setiap nasabah bank sampah yang membutuhkannya. 

Sampah basah yang berupa sisa dapur dan sayuran selanjutnya dikomposkan (composting) dengan menempatkannya ke dalam drum-drum plastik (komposter). Drum-drum komposter dari plastik berwarna biru ditempatkan di setiap gang di lingkungan Kampung Wisata Jambangan. Komposter dibuat sedemikian rupa dengan sistem pengudaraan (aerasi) yang baik dan memungkinkan bagi perkembangan mikroba pengurai sampah. 

Seorang aktivis pengomposan lebih lanjut menjelaskan kepada kami bahwa sebelum dikomposkan, bahan-bahan tadi dicacah (dipotong-potong) terlebih dulu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hal ini supaya memudahkan aktivitas mikroba (dekomposer) dalam menguraikan bahan kompos itu. Dengan membolak-balikkan bahan kompos secara teratur setiap 2-3 hari sekali dan memasukkan starter (bibit kompos) yang didalamnya sudah mengandung EM 4 (Effective microorganism) maka selama 2-3 bulan sudah bisa diperoleh rabuk yang sudah matang (kompos) yang siap dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman. 

Warga kampung ini menempatkan kompos ke dalam polibag (kantung plastik) sebagai pupuk organik untuk campuran media tanam sayuran atau tanaman hias. Mereka menanam sayur atau tanaman hias dalam pot atau polibag karena terkendala oleh minimnya lahan. Dengan kreativitas dan semangat yang tinggi mereka mampu menyulap gang-gang yang sempit itu menjadi kawasan yang penuh dengan tanaman hias sehingga lingkungan perkampungan ini menjadi bersih, sehat dan asri. 

Ajakan atau slogan kepada warga kampung tentang pentingnya menggunakan sumber daya air secara bijak juga menjadi program utama yang terkait dengan pengelolaan lingkungan kawasan ini. Kampung Wisata Jambangan juga berperan aktif dalam turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini terbukti dengan didirikannya taman bacaan (perpustakaan) bagi warga setempat. 

Secara gratis warga bisa menikmati layanan taman bacaan ini. Tersedia cukup banyak koleksi literatur yang bisa dimanfaatkan warga, termasuk jurnal-jurnal ilmiah populer yang berkaitan erat dengan pengelolaan lingkungan hidup. Ada satu oleh-oleh yang kami dapatkan dari perjalanan destinasi kali ini, yaitu : inspirasi tentang betapa pentingnya menciptakan tempat tinggal dengan suasana yang nyaman dan sehat dimana belakangan ini jarang diperhatikan orang.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun