Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mahalnya Sebuah Hidayah

8 September 2019   10:41 Diperbarui: 8 September 2019   10:54 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : http://origins-truth.blogspot.com

Baru-baru ini kakak dari Ustadz Felix Siauw dikabarkan mengucapkan syahadat disebuah kajian yang dipimpin oleh Ustadz Adi Hidayat. Terlahir dari keluarga non-muslim merupakan sebuah perjalanan besar bagi Ustadz Felix, terlebih saat memutuskan masuk Islam. Kini saudara kandungnya kembali mengikuti jejaknya menjadi muallaf. 

Hidayah dalam Islam memiliki nilai yang luar biasa besar. Bagi mereka yang terlahir sebagai muslim, Islam adalah sebuah rahmat dan karunia besar. Sementara bagi non-muslim yang dalam perjalanannya menemui Islam dan kemudian memeluk Islam, maka sungguh baginya sebuah kehormatan. 

Hidayah tidak datang dengan sendirinya. 

Banyak yang mempelajari Islam namun hatinya masih terkunci. Ada yang sangat membenci Islam pada akhirnya terbuka hatinya untuk masuk Islam. Ada yang terlahir sebagai muslim namun akhir hayatnya ia kufur. Tidak ada yang mengetahui rahasia Allah. 

Jika boleh dikatakan, hidayah itu layaknya sebuah intan permata, nilainya mahal dan mendapatkannya juga sangat susah. Hanya orang-orang terpilih yang bisa meraihnya. Dan tentunya Allah yang menunjuki jalan. 

Dulu saat berada di Amerika, saya kerap berjumpa dengan warga Amerika yang muallaf di Mesjid negara bagian tempat saya menetap. Banyak cerita yang saya dengar langsung dari mereka tentang perjalanan mereka menjadi Muslim. 

Ada yang berawal dari rasa ingin tahu kemudian membaca buku tentang Islam lalu menghadiri Mesjid dan kemudian memutuskan masuk Islam. 

Menariknya bahkan ada yang dulunya kerap mendapat informasi jelek tentang Islam dari lingkungannya dan buku-buku yang menyudutkan Islam, malah akhirnya mencari tahu sendiri hingga terbuka hatinya menuju Islam. 

Pernah suatu ketika selesai shalat Jumat di sebuah mesjid, saya dan teman-teman makan siang bersama di lingkungan mesjid. Sudah menjadi kebiasaan disana setelah shalat Jumat disediakan makanan halal yang harganya sangat bersahabat. Karena mesjid ini satu-satunya Mesjid di kota, semua orang berkumpul disini. Bukan hanya warga Amerika tapi juga warga negara lainnya. 

Uniknya, Mesjid ini letaknya tepat disebelah gereja, banyak juga non-muslim yang sekedar hadir untuk mempelajari Islam di hari Jumat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun