Mohon tunggu...
Moch Mahmudi
Moch Mahmudi Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Kata, Frasa, dan Klausa

mengomunikasikan hukum kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Terimakasih, Pak Beye

21 Januari 2014   14:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“ ...ning ojo gelo, jenenge Satrio Pambukaning Gapuro yo mung sak dermo, ra biso diarani sampurno. Nek sampurno lak karepmu. Durung, Le Ngger Anakku. Sedelo maneh. Ha ning yo ngono kuwi, akeh dedalan kang binuko kanti prayitno. Nah, mengko sing nerusne sak bare kuwi sing luwih dening sae. Insya Allah, Le. Ojo was sumelang awakmu, bongsomu mengko bakale nemoni joyo jayaning nagari. Sing sabar...”

(...tetapi jangan kecewa, namanya Ksatria Pembuka Gerbang ya hanya sekadar menjadi lantaran, tidak bisa dikatakan sempurna. Kalau sempurna itu kan keinginanmu. Belum, anakku. Sebentar lagi. Tapi ya begitu itu, banyak jalan yang telah dibuka dengan baik. Nah, nanti yang meneruskan setelahnya itu yang lebih baik lagi. Dengan kehendak Allah, Nak. Jangan khawatir dirimu, bangsamu nanti akan menemukan kejayaan negara. Yang sabar...”

***

Demikian wejangan Simbah Jogorogo padaku. Guru spiritualku yang satu ini senangnya tiba-tiba mak bejudul menemuiku di tengah-tengah kalutnya pikiran. Tanpa ba bi bu, dan sesantai saja memberikan wejangan up to date yang sesuai dengan apa yang sedang in di hatiku.

Jadi, begitu. Pak Beye perannya adalah medium. Satu masa kala bla bla bla menuju masa keemasan en ka er i. Pantas saja...

Maka, terima kasih ku pada mu, Pak Beye. Terlepas dari komplain ini itu dan sebagainya dan sebagainya, yang toh Panjenengan manusia juga punya salah dan alpa. Semoga masa pemerintahan mu prayitno ing tembe, rahayu ing kang sami pinanggih.

Ini adalah sudut pandang kosmo wong Jowo, silahkan dimaknai sesuai kersa masing-masing. Dan para kritikus, kritiklah habis-habisan, apa yang kurang sampaikanlah agar yang lubang dapat ditambal. Tidak mengapa. Wahai penegak hukum, bekerjalah tanpa pandang bulu. Wahai Para pembenci, bencilah sebenci-bencinya, agar keselarasan-keserasian-keseimbangan alam ini tetap terjaga. Para ... halah, kebanyakan. Yang penting, tetap ingat pesan Mbah Darmo; “ngono yo ngono, ning ojo ngono.”

Salam optimis, dan semoga Allah meredai kita semua.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Suro ing Boyo, Selikur Januari Rong Ewu Telu Las.

#TranceModeOn

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun