Mohon tunggu...
masikun
masikun Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Mahasiswa Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teruntuk (Calon) PNS

5 November 2019   06:04 Diperbarui: 5 November 2019   06:10 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir-akhir sedang ramai diperbincangkan perihal tes CPNS. Tak kurang dari enam hari lagi pendaftaran dibuka. Seperti tahun-tahun sebelumnya, diprediksi pendaftar tahun ini juga meningkat. CPNS, inilah mungkin salah satu 'lowongan' pekerjaan yang begitu ditunggu. Menjadi PNS dengan segala macam jaminan tentu saja membuat banyak orang terpikat, termasuk gue tentu saja. 

Melihat sedikit kebelakang. Beberapa kali gue ngurus administrasi yang secara langsung berurusan dengan para PNS, kadang menjengkelkan. Kita tentu sudah paham dan mengerti kelakuan para oknum PNS. Kerja tidak pernah tepat waktu, seperti cinta yang datang haha. Sudah pernah menemukan sebuah instansi pemerintah yang kosong, padahal saat jam kerja? Tapi pada lembar presensi ada tanda tangan kehadiran? Tentu saja ini tidak semua. Hanya sebagian. Tapi yang sebagian ini jika terus dipertahanin ya bakalan jadi penyakit menular juga, tho?

Beberapa waktu lalu banyak dari temen-temen gue wisuda. Pas gue tanya, apa rencana selanjutnya? CPNS. Why? Ya jelas jawabanya tidak munafiklah. Jaminan akan masa depan nampaknya masih jadi pertimbangan. Dalam hati gue bertanya-tanya, apakah harus di sana? Terlebih mereka bukanlah lulusan yang ecek-ecek IPK dibawah tiga.

Mereka adalah orang-orang ber-IPK bahkan diatas tiga koma. Tentu saja ini bukan jadi persoalan. Tapi ya, semacem ada greget, jangan-jangan hampir semua lulusan mengejar CPNS, bagaimana kalau gagal? Apakah akan menunggu CPNS selanjutnya? Lantas terbesitlah tanya, mereka selama kuliah ngapain saja? Sampe-sampe menggangtungkan pada CPNS? Mereka masih begitu muda, pinter, kenapa sih tidak mencoba untuk membuka lapangan kerja? Jangan-jangan ada yang salah dari sistem pendidikan sekarang. Kalau sudah begitu apalah artinya sekolah sebuah institusi pencetak 'buruh'?

Secara pribadi gue memang tertarik dengan PNS, dan mungkin akan juga ikut CPNS. Tapi lolos, lantas mendapat segala macam jaminan bukanlah satu tujuan utama. Kita yang menyadari kelakuan para PNS, harusnya menjadi bahan perenungan. Kita yang sudah terlalu muak dengan permainan birokrasi yang bertele-tele, harusnya jadi bahan evaluasi. Kita tentu saja tidak berharap banyak pada mereka untuk merubah kelakuan mereka. Sudah membudaya.

Susah. Salah satu cara yang efektif adalah masuknya orang-orang baru yang siap membawa perubahan. Jelas ini tidaklah mudah. Hari ini saja kita dipertontonkan betapa beratnya melawan kemapanan yang dilakukan kader PSI DKI Jakarta yang mengobrak-abrik pembahasan anggaran DKI. Mereka dicap kurang ajar sebagai anak baru. Fakntanya mereka melakukan itu karena memang ada yang janggal. Kurang lebih juga seperti itulah barangkali yang akan dihadapi (c)PNS kelak yang melakukan revolusi mental.

Tapi tentu saja perubahan memang erat dengan kesakitan, juga pengorbanan. Kalau tidak mau sakit dan berkorban, gue yakin Indonesia mah gini-gini aja. Pegawai yang kerja digaji rakyat hanya kerja menggugurkan kewajiban, tanpa ada rasa bhakti negeri padahal mereka adalah abdi negara. Masih saja bolos. Ini itu dan banyak lagi. 

Gue percaya orang-orang yang besok mau ikutan CPNS adalah orang-orang hebat, juga orang baik. Hebat saja tak cukup. Tapi baik saja juga tak cukup. Harus keduanya. Mereka hebat dengan segala prestasi akademiknya, tapi juga luhur baik hatinya. Setidaknya tahap pendaftaran CPNS seperti ini sekarang semakin susah untuk praktek orang dalam, apalagi suap. Itu juga menjadi sebuah angin segar, bahwa mereka yang lolos nantinya adalah orang-orang yang berkompeten. 

Dan lagi, untuk yang kelak tak lolos CPNS, masih terlalu banyak bidang yang perlu ditekuni. Banyak sisi-sisi di negeri ini yang perlu tangan-tangan kreatif tangan pemuda dan pemudi. 

Tabik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun