Mohon tunggu...
Mugito Guido
Mugito Guido Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Senang menulis tapi tidak pinter menulis. Aku hanya asal menulis, menulis asal!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Relevansi Pendidikan Dengan Dunia Kerja, Dimulai dari Mana?

12 Maret 2013   17:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:54 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

'The square peg in the round hole'. Ungkapan ini mungkin sangat pas untuk menggambarkan relevansi pendidikan kita dengan dunia kerja saat ini.Relevansi itu ibarat sebuah pasak persegi yang dimasukkan ke dalam lubang bulat. Apa yang terjadi? Pasak itu tidak pernah akan masuk ke dalam lubang sebab bentuknya tidak sesuai.

Apabila kita ingin membuat pasak yang diterima lubang bulat, seharusnya kita menyesuaikan bentuk pasak itu bulat pula. Sebaliknya apabila justru lubang itu yang persegi, kita tidak harus membuat pasak yang bentuknya bulat.

Sayangnya 'the square peg in the round hole' inilah yang terjadi di dalam dunia pendidikan kita. Selain banyak jurusan atau program keahlian yang tidak relevan dengan dunia kerja yang membutuhkan, yang lebih memprihatinkan adalah tidak relevannya kualitas pendidikan dengan persyaratan lapangan kerja.

Indikasi untuk melihat ketidakrelevansian antara pendidikan dan dunia kerja ini sebenarnya dapat diketahui dengan mudah oleh orang awam. Yaitu, dengan melihat banyaknya angka pengangguran intelektual saat ini. Apakah kita bisa sepenuhnya mengkambinghitamkan dunia kerja yang jumlahnya tidak sebanding dengan angkatan kerja yang terus naik tiap tahun? Barangkali, itu hanya salah satu penyebab!

Dalam kenyataannya, banyak pula lowongan atau posisi dalam perusahaan yang tidak terisi karena tidak ada lulusan / out put pendidikan yang bisa mengisinya. Kriteria dan persyaratan yang diminta tidak ada yang bisa dipenuhi. Akibatnya untuk memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan itu, perusahaan tidak jarang harus sampai melakukan 'pembajakan' tenaga kerja (hijacking of man power). Bukankah itu dengan nyata bisa menjadi indikasi tidak atau kurangnya relevansi itu?

Faktor-faktor penyebab kesenjangan jumlah pencari kerja dan lapangan kerja

Untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan antara pemakai (user/dunia kerja) dengan penyedia (supplier/ dunia pendidikan), perlu dilihat tiga (3) hal pokok yang menjadi penyebabnya.

01. Pertumbuhan kesempatan kerja yang kecil

Faktor ini merupakan faktor yang paling gampang dilihat. Kesenjangan antara jumlah lulusan dengan lapangan pekerjaan tidak sebanding. Jumlah lulusan setiap tahun kian bertambah, sementara jumlah lowongan kerja naik tidak seberapa, bahkan cenderung stagnan. Solusi yang sering digembar-gemborkan adalah menciptakan lapangan kerja baru.

Pertanyaannya, bagaimana kita dapat menambah kesempatan kerja kalau iklim usaha tidak mendukung seperti sekarang ini?

02. Irelevansi  Jurusan / keahlian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun