Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membaca Posisi Partai Islamis di Kancah Politik Indonesia

26 Juni 2018   14:37 Diperbarui: 26 Juni 2018   14:54 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: merahputih.com

Sengaja judul di atas saya tuliskan dengan kata Islama-is. Tulisan ini sengaja digunakan untuk membedakan antara partai yang menggunakan Ideologi Islam. Juga untuk membedakan mana partai yang menggunakan basis massa Islam tetap mengaku berhaluan nasionalis.

Beberapa waktu lalu sempat menjadi polemik lontaran Amin Rais membuat dikotomi mengenai adanya Partai Allah dan Partai Syaiton (setan) (cnnindonesia.com). Lontaran pada sebuah pagi tersebut kemudian menjadi alat untuk ramai-ramai menghantam posisi Amin Rais.

Amien Rais yang merupakan Ketua Penasihat Persaudaraan Alumni 212, berkhutbah tentang partai setan dan partai Allah mengisi acara tausiah setelah mengikuti Gerakan Indonesia Shalat Subuh berjamaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (detik.com).

Meskipun telah menyatakan mundur dari aktivitas politik, kekuatan Amin Rais tetap di dengarkan oleh mayoritas umat Islam di Indonesia (liputan6.com). Amin Rais setelah sempat menghilang setelah era Reformasi, ia kembali muncul saat era Pemerintahan Jokowi saat ini.

Amin Rais secara tidak langsung masih menjadi representasi partai yang secara ideologis adalah nasionalis yaitu dari PAN. Meskipun PAN menjadi representasi suara Muhammadiyah sebagai ormas Islam, partai ini secara terbuka menyatakan bahwa partainya berideologi nasionalis. 

Kenapa PAN tidak secara terbuka mengumumkan secara terbuka bahwa posisinya merupakan representasi dari partai Nasionalis? Genealoginya jika ditelusuri, sebab Muhammadiyah sendiri sebagai ormas Islam sejak awal tidak mengklaim sebagai partai politik. Muhamadiyah merupakan partai Islam yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial.

Partai nasionalis dengan basis massa Islam yang selanjutnya adalah PPP dan PKB. Dua partai ini dapat disebut sebagai saudara kandung tetapi sulit disatukan. Dua partai ini sama-sama mengklaim sebagai representasi dari ormas Islam Nahdatul Ulama. 

Dengan kondisi seperti ini massa dari NU diperebutkan oleh dua partai Islam moderat ini. Dua partai ini juga lebih memilih aman dengan memilih jalur moderat. Satu sisi menganggap plat form partainya adalah representasi Islam moderat dan satu sisi juga menjadi representasi nasionalis. Meskipun telah dijelaskan sebelumnya, dua partai ini memperebutkan basis masa yang sama yaitu Nahdatul Ulama.

PPP dan PKB dalam gerakan intraparlementer sangat jarang duduk sebagai oposisi pemerintahan. Dua partai ini memilih jalan aman yaitu dengan mendukung setia pemerintahan. 

Terutama saat pemerintahan Joko Widodo, dua partai ini masuk menjadi koalisi pemerintahan. Meskipun begitu, menurut pengamatan penulis, dua partai ini sering berseteru kepentingan meskipun berada dalam satu koalisi pemerintahan.

Ada beragam perbedaan kepentingan politis yang melatar belakangi PPP dan PKB meskipun sama-sama mengaku sebagai representasi ormas NU. Sebagai contoh pada masa awal sebelum pemilu tahun 2019 ini, dua partai ini terlihat saling berebut untuk menjadi Cawapres dari Joko Widodo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun