Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kiat Penyuluh Atasi Serangan Hama Ulat pada Tanaman Bawang Merah

13 April 2017   10:32 Diperbarui: 14 April 2017   03:00 5121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1, Penyuluh Pertanian BPP Lut Tawar memeriksa serangan hama ulat pada tanaman Bawang Merah di lahan petani (Doc. FMT)

Dampak perubahan iklim global (climate global change) mulai dirasakan oleh para petani di Dataran Tinggi Gayo. Kondisi cuaca yang sulit ditebak, membuat para petani mengalami kesulitan untuk menentukan jadwal tanam, kadang-kadang ciaca pada pagi hari terlihat cerah, tapi tiba-tiba saja hujan lebat turun di siang hari. Bulan-bulan seperti sekarang ini, biasanya sudah memasuki musim kemarau di wilayah Gayo, namun kenyataannya sampai sekarang, hujan dengan intensitas yang cukup tinggi masih terus mengguyur daerah ini. Akibatnya, banyak lahan pertanian milik petani yang kemudian tergenang air, dan ini menyebabkan pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman hortikultura tidak optimal, bahkan banyak diantaranya kemudian layu dan mati. Kondisi seperti ini tentu sangat merugikan para petani.

Selain menyulitkan petani untuk mengatur pola dan jadwal tanam, ternyata perubahan iklim ini juga berdampak terhadap meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman. Seperti yang laporkan oleh Kaslil, seorang penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah kecamatan Lut Tawar.  Dalam laporannya kepada Kepala Dinas Pertanian, Kaslil menyebutkan bahwa sebagian besar tanaman Bawang Merah yang dibudidayakan oleh para petani di wilayah kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, telah mengalami serangan hama ulat yang cukup parah. Dibeberapa tempat seperti Rawe dan Toweren, serangan hama ulat ini bahkan sudah merusak hampir 80 persen tanaman bawang petani. Menurut Kaslil, serangan hama ulat kali ini terjadi secara sporadis dan merata hampir di semua wilayah,

“Tidak seperti biasanya, serangan hama ulat kali ini luar biasa, hanya dalam hitungan hari, ulat-ulat itu sudah merusak hampir 80 persen tanaman bawang milik petani, sebelumnya tidak pernah terjadi seperti ini, kami cukup kewalahan mengatasi masalah ini” ungkap Kaslil saat ditemui disela-sela kesibukannya memantau serangan hama ulat di daerah Toweren.

jenis-hama-ulat-yang-menyerang-tanaman-bawang-merah-di-kecamatan-lut-tawar-58eef0786ea8347a048b4569.jpg
jenis-hama-ulat-yang-menyerang-tanaman-bawang-merah-di-kecamatan-lut-tawar-58eef0786ea8347a048b4569.jpg
Gambar 2, Jenis Hama Ulat yang menyerang tanaman Bawang Merah petani di Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah. (Doc. FMT)

Penyuluh ini menengarai, serangan hama yang terbilang parah ini sebagai dampak dari perubahan iklim yang terjadi belakangan ini. Curah hujan yang masih cukup tinggi menyebabkan kelembaban tanah dan udara meningkat, dan inilah yang memicu berkembangngya hama dan penyakit tanaman, ungkap penyuluh yang selama ini juga eksis membudidayakan bawang merah ini.

Langkah Antisipasi

Menindaklanjuti laporan dari penyuluh tersebut, Kadistan, Rahmandi segera memerintahkan Kabid. Hortikultura dan Koordinator Pengamat Hama dan penyakit Tanaman untuk memantau langsung kondisi di lapangan dan mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menyelamatkan tanaman.

Koordinator Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman, Sulaiman, SP yang turun langsung untuk melihat dampak dari serangan hama ulat tersebut juga merasa terkejut, karena serangan hama seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kalaupun ada serangan hama, tapi tidak separah yang terjadi saat ini.

Kepada petani, Sulaiman menyarankan agar petani segera melakukan penyemprotan pada tanaman yang terkena serangan hama tersebut. Namun demikian dia tetap menyarankan agar petani menggunakan perstisida organik yang ramah lingkungan, karena penggunaan perstisida kimia akan berdampak buruk bagi lingkungan dan juga bisa membuat hama justru menjadi kebal terhadap pestisida. Dalam kesempatan tersebut, Sulaiman juga menyerahkan beberapa botol pestisida organik bantuan dari Dinas Pertanian untuk membantu petani mengatasi serangan hama ulat ini.

Menurut Sulaiman, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Aceh di Keumala, Pidie untuk  memberikan solusi bagi petani bawang di kecamatan Lut Tawar ini. Begitu juga dengan para penyuluh yang ada di BPP Lut Tawar, merke juga sudah melaporkan langsung via telepon ke Keumala. Menurut penuturan Kaslil, pihak laboratorium Keumala akan segera mengirimkan pestisida nabati kepada petani yang ada di daerah ini sebagai upaya penanggulangan serangan hama ulat yang sudah cukup parah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun