Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Promosikan Potensi Buah Lokal Melalui "Khanduri Boh Kayee"

9 Agustus 2018   11:05 Diperbarui: 9 Agustus 2018   16:43 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Piasan Khanduri Boh Kayee, menarik perhatian pengunjung Pekan Budaya Aceh (PKA) VII (Doc. FMT)

Salah satu kekhasan provinsi Aceh sehingga dulu pernah disebut sebagai Daerah Istimewa Aceh, adalah keistimewaan di bidang adat istiadat atau tradisi. 

Banyak sekali adat atau tradisi masyarakat Aceh yang tidak ditemui di daerah lain, karena memang hanya berlaku di daerah Aceh. Kalaupun tradisi tersebut dilakukan di luar Aceh, pasti yang melakukannya adalah masyarakat Aceh yang tinggal di perantauan.

Salah satu tradisi yang sampai saat ini masih terus melekat dan dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun, adalah kenduri atau dalam bahasa Aceh dikenal dengan Khauri atau Khanduri. 

Tradisi khauri atau khanduri ini merupakan bentuk kebersamaan masyarakat yang sangat kental, diwujudkan dengan acara makan bersama dalam berbagai momentum. 

Begitu lekatnya tradisi kenduri ini, sehingga dalam kalender masyarakat Aceh yang mengikut penanggalan hijriah, hampir setiap bulan ada kenduri yang dilakukan oleh masyarakat Aceh.

Di bulan pertama dalam kalender Hijriah atau bulan Muharam, masyarakat Aceh biasa menggelar khanduri Assyura. Kanduri ini merupakan acara syukuran sekaligus tolak bala dengan menyajikan masakan berupa bubur yang dimasak dengan campuran berbagai rempah, sayur dan buah-buahan. 

Bulan Rabiul Awal sampai dengan bulan Jumadil Akhir, oleh masyarakat Aceh dikenal dengan bulan "Mulot" atau bulan Maulud. Diawali dengan peristiwa kelahiran Nabi Mumammad SAW sampai tiga bulan berikutnya, masyarakat Aceh sudah biasa menggelar "Khauri Mulot".

Khauri mulot merupakan tradisi syukuran atas kelahiran rasul terakhir yang membawa ajaran agama Islam yang notabene merupakan agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Aceh. Khauri mulot dilaksanakan dengan cara berkumpul di masjid, musala atau balai pertemuan, di mana semua anggota mayarakat membawa berbagai jenis menu makanan yang kemudian dinikmati bersama-sama. 

Khauri mulot juga boleh dibilang sebagai "pesta kuliner Aceh" karena dalam kenduri ini, nyaris semua jenis kuliner mulai dari berbagai jenis kue, daging, ikan dan masakan lainnya terhidang dalam kenduri tersebut.

Di bulan Rajab, masyarakat mengenal khanduri apam, di mana masyarakat membuat berbagai jenis apam dalam jumlah banyak, kemudian dibawa ke lapangan dimana sudah berkumpul banyak orang. 

Khanduri apam biasanya diawali dengan pengajian dan tausiah untuk memperingati peristiwa Isra miraj Nabi Muhammad SAW dan diakhiri dengan pembagian apam kepada semua yang hadir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun