Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bahaya Ideologi Tertutup

3 April 2013   20:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:47 4450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejarah Adalah Politik Masa Lalu dan Politik Adalah Sejarah Masa kini

anda golput dan bicara ngawur ( fitnah)lalu apa tujuan anda menulis? klw kurang baik menurut anda kenapa anda tak membentuk apapun itu untuk membuktikan anda bisa berbuat lebih baik?

Kalimat di atas adalah tanggapan pembaca tulisanku yang di-copas dengan modifikasi agar tidak menggangu siapapun. Terus terang kukatakan, bahwa tulisan itu membuat merinding bulu kudukku. Di hati yang teramat dalam ada keluh dan peluh yang terus mengganggu. Sehingga aku terdorong untuk menulis opini ini. Entahlah, mungkin perasaanku salah. Tapi sebagai bentuk kepedulian -menurutku- kepada anak bangsa, maka kucoba juga menulis.

Kata orang bijak: "Kita adalah apa yang kita pikirkan". Sikap, perilaku, ucapan dan juga tulisan terlahir dari pikiran. Sedangkan menurut pepatah orang Melayu: "Sekilas ikan di air, nampak jantan atau betina." Dan kata orang Arab: Al-Zhahir Yadullu 'ala AL-Bathin.". Maka saya melanjutkan penerawangan dalam bentuk tafsir bebas.

Saya tuliskan lagi kalimat yang diatas:

klw kurang baik menurut anda kenapa anda tak membentuk apapun itu untuk membuktikan anda bisa berbuat lebih baik?

Maksud penulis tanggapan itu -menurut perasaan saya- adalah:
....lebih baik ........(bentuk penyangkalan dari kata kurang baik dalam pengandaian kalimat tanya)

Adakah yang salah dengan tanggapan itu? Ya, tidak ada yang salah. Karena mengakui diri sendiri dan kelompoknya lebih baik dari yang lain adalah sesuatu yang manusiawi dan alami. Tetapi konsekuensi dari sikap seperti itu ketika menyangkut politik (kekuasaan) adalah -maaf- sangat berbahaya.

Umat beragama tentu pernah mendengar cerita tentang syaitan yang terusir dari surga. Sayang cerita yang sering didengar permukaannya saja: syaitan tidak mahu sujud kepada Adam. Hanya sampai disitu saja biasanya cerita syaitan dan Adam disampaikan oleh para guru ngaji saya di kampung.

Sedangkan kalau kita baca lebih lanjut dalam kitab suci, maka kita akan ketahui bahwa, keengganan syaitan disebabkan merasa dirinya lebih baik daripada Adam. Dia sudah sekian lama mengabdikan diri kepada Tuhan, merasa tidak pantas untuk menundukkan diri kepada makhluk yang baru diciptakan itu, Adam.

Merasa dirinya lebih baik dan lebih hebat dari yang lain -katakanlah memang benar adanya, seperti syaitan itu- tetap saja sikap itu membahayakan. Mengapa? Karena sikap yang demikian itu terlahir dari adanya kesombongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun