Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Bagaimana Cara Memuji Anak yang Benar?

9 Desember 2016   11:20 Diperbarui: 9 Desember 2016   11:35 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam tahap perkembangan anak baik perkembangan psikis maupun psikologis anak, orang tua harus sangat memperhatikan. Mengapa demikian? Karena peran orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Peran orangtua disini salah satunya adalah sebagai motivator bagi anak. Lalu, apa pengaruh motivasi orang tua bagi anak? Karena tanpa motivasi, anak akan kesulitan dalam mencoba dan menerima hal baru. Motivasi dari orang tua akan sangat membantu dalam membangun motivasi diri pada anak dan kemauan dari anak itu sendiri, maka anak akan lebih semangat dan lebih percaya diri dalam mencoba melakukan hal-hal baru.

Salah satu motivasi yang dapat diberikan kepada anak adalah pujian. Pujian adalah sebuah pernyataan atau apresiasi tentang seseorang dan akan membuat seseorang merasa tersanjung, sehingga dapat memberikan motivasi terhadap orang yang dipujinya. Apakah pujian itu penting untuk anak? Tentu sangat penting. Terjemahan puisi dari Dorothy Law Nolte“jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai”. Dari sini dapat dilihat bahwa pujian sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Tetapi memuji anak itu tidak asal memuji, harus sesuai dengan porsinya, jangan terlalu berlebihan dan harus melihat kualitas dalam memuji. Kualitas dalam memuji tentu lebih penting daripada kuantitasnya.

Meberikan pujian yang berlebihan justru akan menimbulkan sifat yag kurang baik, contohnya sombong, dan merasa ‘sok/paling’ diantara yang lain. Contoh pujian yang berlebihan, “gambarmu sangat bagus sekali, ini gambar paling bagus yang pernah ibu lihat nak!” ini terlalu berlebihan. Pujian inilah justru yang akan menjerumuskan anak dalam kemalasan. Anak akan merasa sudah bisa dan tidak perlu belajar lagi karen hasilnya sudah sangat bagus.

Pujilah anak sesuai dengan porsinya, “gambarmu bagus nak, besuk belajar menggambar lagi ya, agar besuk kalau menggambar lagi pasti bisa lebih bagus dari sekarang”, secara tidak langsung pujian ini mengandung motivasi bagi anak agar mau belajar menggambar lagi. Jangan memuji anak hanya dalam lingkungan pendidikan saja. Tentu kurang baik jika pintar dalam pendidikan namun tidak mempunyai akhlak dan etika yang baik. Karena kelak anak akan hidup dalam masyarakat dan di dunia kerjanya. Sebagai orang tua harus bisa menyeimbangan antara antara pendidikan, moral, dan sosial anak.

Lalu bagaimana jika anak tidak pernah mendapatkan pujian? Apa yang akan terjadi pada anak tersebut? Yang pasti perkembangan anak akan tergangu, karena kurangnya motivasi dan semangat dari orang tuanya. Anak akan merasa takut untuk menerima dan mencoba hal baru tentunya. Anak juga akan merasa kurang percaya diri, pendiam, penakut, dll. Jelas berbeda dengan anak yang mendapatkan pujian.

Seperti apakah cara memberikan pujian yang benar kepada anak? Menurut saya, kita harus tau terlebih dahulu apa itu tujuan dan fungsi dari pujian. Lalu perhatikan apa kelebihan dan kekurangan anak. Setelah kita tahu kekurangannya, beri anak masukan hal yang positif, beri dia motivasi dan gambaran atau fakta tentang kehidupan yang baik. Pahami bakat atau kelebihan anak, agar kita bisa memberi motivasi dan semangat anak  untuk mencoba hal yang baru dan hal yang lebih baik agar anak dapat menggali potensinya.

Selalu mengevaluasi dalam setiap kesalahan dan kebaikan anak. Dalam penyampaian pujian harus mengunakan bahasa yang membangun dan jangan menggunaan kata-kata yang menjatuhkan anak. Sebaiknya hindari memuji anak didepan umum, karena akan membuat anak menjadi malu atau justru malah mejadi ketergantungan dengan pujian. (Martina Listiani) mahasiswi Universitas Sanata Dharma.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun