Mohon tunggu...
Marmut Itam
Marmut Itam Mohon Tunggu... -

pedagang - pegawai - pelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

seorang ayah mengajak tidur anak kandungnya yang masih dibawah umur !

30 Juli 2010   00:56 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 229993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

melati ( bukan nama sebenarnya ) adalah gadis cilik yang cantik, sehat dan pintar. dengan kulit sedikit gelap tetapi dengan giginya yang putih dan tersusun rapi justru jadi perpaduan warna yang unik dan menarik.

sore itu, seperti biasanya dengan riang melati bermain dengan teman sebayanya di halaman rumah, bemain masak-masakan- dokter-dokteran , kadang berlari-larian sangat menyenangkan sekali bukan saja bagi mereka tapi juga menyenangkan bagi yang melihatnya.

beranjak sore, matahari mulai kemabli ke balik cakrawala, karena rembulan sudah siap menggantikan tugas menyinari malam dengan sinar redupnya.

hari beranjak semakin malam, anak-anak melanjutkan kembali permainan mereka setelah sejenak kembali ke rumah di petang hari. sungguh gembiranya mereka bermain dibawah sinar rembulan yang menunjukan bentuk utuhnya dihiasi kelip-kelip bintang-bintang.

sementara melati sibuk bermain, sepasang mata dengan gelisah terus memperhatikan melati bermain. sang ayah masih menunggu istrinya pulang, sang istri harus keluar kota untuk beberapa hari karena ada permasalahan yang harus diselesaikan, jadilahsang ayah hanya tinggal bertiga dengan dua anak-anaknya yang masih dibawah umur.

sementara melati masih sibuk bermain, si abang sudah tertidur dikamarnya dengan pulas. sambil terus memperhatikan melati bermain sang ayah memperhatikan dengan mata tak berkedip kepada anak kandungnya sendiri. betapa bagusnya tubuh si anak, terbayang tubuh elok istrinya si ayah mulai membayangkan anaknya...mmm sepertinya anakku nanti pasti secantik ibunya.

mulailah pikiran si ayah melayang-layang mengikuti hembusan angin malam yang semakin dingin dan mulai  nakal menggoda si ayah.

malam terus beranjak malam, saatnya melati harus masuk rumah...

tidak seperti biasanya..melati tidur dengan abangnya di kamar yang sama.

sebelum melati berangkat tidur, si ayah mengajak anaknya dulu kekamar mandi, mencuci tubuh anaknya, mengganti baju nya.. ayo sayang ganti bajunya biar  wangi...

setelah semuanya selesai seperti biasanya melati menuju kamarnya yang juga kamar abangnya, tapi langkahnya tertahan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun