Mohon tunggu...
mario jordan
mario jordan Mohon Tunggu... Penulis - available

Semoga tidak ada kata-kata yang sia-sia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membumikan Pancasila

4 Oktober 2018   00:08 Diperbarui: 10 Juni 2019   15:34 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sedari duduk di bangku sekolah dasar hingga sampai pada strata pendidikan paling tinggi di negeri ini yakni, perguruan tinggi mungkin kita selalu dihadapkan dengan materi mengenai pendidikan Pancasila. 

Hal tersebut tentunya memberikan sebuah gambaran bagi kita masyarakat Indonesia mengenai betapa pentingnya memahami Pancasila tersebut, sehingga pendidikan mengenai Pancasila selalu ada di setiap jenjang pendidikan negeri ini. Jika penulis boleh menakar tujuan dari pemerintah atas pemberian pendidikan Pancasila tersebut, bagi penulis mungkin pemerintah hendak menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan harapan masyarakat mampu memanifestasikan nilai-nilai dari Pancasila tersebut dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Namun patut kita pertanyakan, bagaimana output dari pemberian pendidikan Pancasila tersebut. Pepatah "jauh panggang dari api" rasanya adalah sebuah frasa yang tepat untuk menggambarkan output dari pemberian pendidikan Pancasila tersebut. Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila rasa-rasanya masih belum sepenuhnya hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia hari ini. 

Ketimpangan sosial, diskriminasi terhadap suku, ras, atau agama tertentu, kekerasan terhadap masyarakat oleh aparatur negara atas nama penertiban dan pembangunan adalah beberapa hal yang masih terjadi di negeri ini pada hari ini, yang dimana pada dasarnya hal-hal tersebut sedikitpun tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Banyak hal yang seharusnya perlu dikritisi oleh kita semua masyarakat Indonesia, termasuk juga dalam hal ini adalah pemerintah terkait dengan penginternalisasian serta pemanifestasian dari nilai-nilai Pancasila.

Soekarno dalam beberapa pidatonya mengenai Pancasila, dengan tegas menegaskan bahwa Pancasila adalah sebuah “produk” asli dari bangsa ini yang digali secara langsung dari bangsa ini, itulah sebabnya mengapa Soekarno menyatakan dirinya bukan sebagai penemu dari Pancasila melainkan sebagai penggali dari Pancasila. Pernyataan seorang Soekarno tersebut sesungguhnya menjelaskan pada kita masyarakat Indonesia bahwa Pancasila adalah bagian dari bangsa ini yang juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa ini. Pancasila dengan segala nilai-nilainya adalah sebuah produk dari masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Jika boleh menjabarkannya dengan logika sederhana, maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa Pancasila adalah sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang sejatinya adalah identitas dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Ketika hari ini pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menjadikan Pancasila sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di Indonesia, maka muncul satu pertanyaan di benak penulis, akankah dengan dibakukannya interpretasi terhadap Pancasila oleh pemerintah melalui sistem kurikulum pendidikan merupakan langkah yang efektif dalam menciptakan pemahaman di tengah masyarakat tentang ide Pancasila itu sendiri?

Jika yang hendak dicapai oleh pemerintah hari ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, maka ada satu hal yang hendak penulis garis bawahi sebelum masuk ke pembahasan berikutnya yakni, pada dasarnya Pancasila berlaku secara universal untuk seluruh masyarakat Indonesia, dengan tidak adanya pendikotomian antara masyarakat dengan pemerintah. 

Dalam artian setiap dari kita baik pemerintah ataupun masyarakat harus memahami secara utuh nilai-nilai yang tekrandung di dalam Pancasila tersebut. Penulis pada dasarnya sangat mendukung apapun yang hendak dijalankan oleh pemerintah dalam rangka penanaman nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, namun jangan sampai cara-cara yang ditempuh pemerintah justru bersifat kontra-produktif dengan situasi serta kondisi objektif masyarakat Indonesia hari ini.

Dalam rangka membumikan Pancasila di tengah-tengah masyarakat Indonesia, sejatinya peran pemerintah cukup krusial guna menjalankan hal tersebut. Apa yang sejatinya perlu menjadi arus utama di tengah masyarakat terkait Pancasila ialah mengenai bagaimana mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila menjadi sesuatu hal yang lebih konkrit, seperti halnya perilaku sehari-hari, kebijakan-kebijakan, sistem perekonomian, dan lain sebagainya. 

Sangat disayangkan memang ketika Pancasila yang seharusnya menjadi dasar negara serta "leichstar dinamis" bagi masyarakat Indonesia hari ini seolah-olah menjadi seperti hal yang cukup sukar untuk dimengerti oleh masyarakat Indonesia. 

Hal ini disebabkan karena kesalahan cara pandang bangsa ini dalam memhami Pancasila. Lika-liku sejarah yang dilalui bangsa ini, pernah menempatkan Pancasila sebagai sebuah hal yang sakral, yang tak boleh disentuh oleh sembarang orang, termasuk oleh masyarakat Bangsa Indonesia sendiri. Pancasila menjadi sebuah hal yang bukan menuntut untuk dipahami nilainya serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, melainkan menjadi sebuah hal yang menuntut untuk dibela secara total dari gangguan paham-paham lain, yang ketika itu dianggap mengancam keberadaan Pancasila di negeri ini.

Sungguh sebuah fase yang cukup kelam bagi bangsa ini, ketika atas nama Pancasila, segala bentuk tindakan, termasuk tindak kekerasan dapat dibenarkan, selama tindakan tersebut dilakukan dalam rangka membela Pancasila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun