Mohon tunggu...
Maria Citinjaks
Maria Citinjaks Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Citizen Journalist | An Aviation Enthusiastic | Interest #Travel #Fotografi |Maksa orang keliling dunia | P:7642DF93 | www.ceritatravel.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ironis: Petani Garut Buang Tomat Ke Selokan

12 Agustus 2015   11:06 Diperbarui: 12 Agustus 2015   19:55 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan ini sangat menyayat hati. Tomat yang hampir tak memiliki harga sengaja dibuang ke selokan di pinggir jalan sebagai ekspresi rasa sakit hati karena tidak memiliki nilai jual. Yang ada di pikiran saya adalah, mengapa tidak ada edukasi pertanian secara menyeluruh kepada para petani seperti pendistribusian, marketing, atau hal lainnya yang membuat jerih payah mereka tidak sia-sia.

Rasanya menyesalkan tindakan para petani membuang tomat ke selokan, entahlah apa karena mengingat harga tomat yang mahal di kota-kota besar. Tapi barangkali ekspresi kekesalan ini tidaklah sia-sia, dengan harapan adanya pemerintah yang membantu teknik manajemen penjualan kepada para petani. Tiba-tiba saya kepikiran ide, kalaupun memang tomat yang diproduksi terlalu melimpah bagaimana kalau pemerintah setempat, atau gerakan anak muda, atau pengusaha-pengusaha yang ada di sana membuat suatu event seperti tradisi baru rakyat Garut dalam pesta rakyat.

Mari kita lihat tradisi lempar tomat di Spanyol.

 

Berhubung saya pencinta tomat, rasanya gak tega melihat ribuan penduduk melakukan pertempuran tomat. Tapi jangan salah, kita bisa belajar dari kejadian ini. Untuk mengikuti festival lempat tomat ini semua harus memilki tiket, dan penduduk lokal setempat diberikan tiket gratis. Dan poin pentingnya ini nih, turis yang tidak memiliki tiket harus membeli dengan harga 10 Euro itu harga tahun 2013. Jalanan menjadi merah dan ada tawa di mana-mana.

Tradisi lempar tomat ini diselenggarakan setiap tahun di Bunol sebuah daerah subur (mungkin seperti Garut lah) yang memiliki jarak 40 kilometer ke arah utara Kota Valencia yang merupakan kota terbesar ketiga di Spanyol. Bahkan pemerintah Spanyol menargetkan kontribusi pertempuran tomat sebesar 300.000 Euro (Rp 3.500.000.000,-) alias 3.5 miliar rupiah loh. Bahkan turis yang ikut berasal dari negara Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru dan India atau jangan-jangan orang Garut ada juga di sana. Nah, Kementerian Pariwisata bisa melahirkan ide baru di sini sebagai pesta rakyat. 

Kenapa kita tidak melihat opportunity di sini? 

Minum juice tomat se-Kota Garut

Atau katakanlah Perang Tomat terlalu mainstreem, pemerintah bisa mengajak para pengusaha atau masyarakat untuk mengadakan suatu event "Minum Juice Tomat Serentak Sekota Garut". Nah, ini akan lebih keren lagi kan? Selain kampanye kesehatan, ini juga akan membantu perekonomian para petani di mana harga tomat mereka dihargai relevan dengan kerja keras bertani tomat. Nah, siapa yang bisa melahirkan ide lagi di Garut? Kementerian Kesehatan bisa ikut juga, sekaligus kampanye anti minuman keras, keren bukan? 

Tak hanya tomat, jagung pun terkadang tak bernilai di desa-desa yang memproduksi jagung. Mari kita bantu pemerintah memberikan ide-ide baru untuk membantu perekonomian rakyat Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun